Tujuh Parpol Minta Mendagri Pisahkan Pilpres dan Pileg

Gedung perkantoran Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (29/1). [Ali L]

Bagikan

Tujuh Parpol Minta Mendagri Pisahkan Pilpres dan Pileg

Gedung perkantoran Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (29/1). [Ali L]

MASAKINI.CO – Tujuh tujuh partai politik (Parpol) menyambangi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian di kantornya di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (29/1).

Para petinggi dari Parpol tersebut membicarakan sejumlah topik, termasuk terkait pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) serentak tahun 2019.

Sekretaris Jenderal DPP Partai Berkarya, Priyo Budi Santoso mengungkapkan, kehadiran mereka merupakan undangan langsung dari Mendagri Tito untuk membahas sejumlah hal. Utamanya tentang dinamika politik di tanah air yang terus berkembang hingga saat ini.

Salah satu yang diminta dan disampaikan para petinggi partai secara kolektif ialah menghapus Pemilu serentak, baik Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemihan Legislatif (Pileg).

“Tadi kita urun rembuk dan Mendagri menyambut positif ialah kita tadi bertujuh mengusulkan agar pilihan serentak untuk Pilpres dan Pileg ditiadakan, alias dipisahkan,” kata Priyo mewakili para Sekjen Parpol di Kantor Kemendagri, Jakarta, Rabu (29/1).

Priyo memaparkan, pihaknya berharap Pilpres dan Pileg akan dilaksanakan secara terpisah atau tidak sekaligus seperti tahun sebelumnya. Menurutnya, Pemilu serentak sangat berisiko dan punya persoalan yang krusial sehingga harus segera diatasi dengan memisahkan dua proses pemilihan itu.

“Jadi agar nanti pemilihan presiden di hari tertentu dan Pileg di hari tertentu lainnya. Karena begitu (pelaksanaan) serentak kemarin yang terjadi adalah sengkarut yang luar biasa, termasuk wafatnya para penyelenggaraan Pemilu di tingkat lapangan yang jumlah sangat mengejutkan kita bersama,” terangnya.

Ia memandang, tujuan awal yang ingin menyederhanakan proses Pemilu tersebut jangan sampai mengorbankan banyak sisi penting, terutama kesehatan dan nyawa penyelenggaraan Pemilu. Karena itu, pihaknya menyampaikan masukan dan gagasan pada Mendagri dalam pertemuan hari ini.

“Jangan kemudian sistem yang kita bangun yang ingin menyederhanakan sebuah (proses) memilih presiden, para pemimpin legislatif, berimbas karena waktu yang begitu mepetnya dan terjadi kelelahan yang bersifat massal dan masif,” paparnya.

Sisi lain, Priyo dan petinggi Parpol juga mengapresiasi Mendagri yang telah terbuka menerima masukan. Serta mau memfasilitasi pertemuan yang dianggap penting ini.

“Tadi ada pikiran, apakah memungkinkan teman-teman yang di Parlemen betul-betul memperhatikan sisi ini. Ya kita benahi kemungkinan (Presidential) Threshold untuk presiden, agak diturunkan sedikit lah atau tadi ada pikirkan, kalau perlu nol persen misalnya,” sambungnya.

Mereka yang bertemu dengan Mendagri Tito ini merupakan peserta Pemilu 2019 yang tidak lolos parlemen. Mereka ialah Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Berkarya.

Lalu Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), dan Partai Gerakan Perubahan Indonesia (Gerindra). [Ali L]

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist