MASAKINI.CO – Zulkifli berjalan ringkih, pelan dan bungkuk. Usianya hampir 80 tahun. Ia tinggal di rumah panggung yang di beberapa bagian atap telah bocor. Kentara dengan masa mudanya yang bekerja sebagai tukang kayu. “Rumah ini saya bangun sendiri dulunya,” kata Zulkifli.
Kami datang ke rumah Zulkifli pada Jumat pekan pertama Februari 2020. Dari dipan rumahnya ia menyambut kedatangan kami, menyilakan masuk dan mempersilahkan kami duduk.
Rahmad Raden, Kepala Baitul Mal Aceh memperkenalkan kami, ia bilang selama ini hanya mengenal Zulkifli sebatas namanya. “Kami ingin mengenal juga bapak Zulkifli sekaligus bersilaturahmi ke sini,” kata Rahmad.
Zulkifli gembira. Ia tersenyum dan mengucapkan sukur. Zakat para dermawan yang dititipkan melalui pemerintah Aceh telah setahun ia terima. “Kita belanja sedikit-sedikit. Beli ikan dan sayur,” kata Cahya, istri Zulkifli yang belakangan tiba.
Di rumahnya di Gampong Tingkeum Darul Imarah, Aceh Besar, Zulkifli bersama Cahya tinggal. Bersama mereka juga ada Farah Nadia, cucu dari saudara kandung Cahya yang masih belia. Sedang anak kandung mereka meninggal saat usia 20 hari, belasan tahun lalu.
Rumah Zulkifli adalah rumah panggung yang ia bangun belasan tahun silam. Rumah kayu itu mengusam tanpa cat. Di bawahnya ada beberapa tumpukan kayu bakar, kayu yang dipakai memasak di tungku kayu di dapur yang atapnya bocor. Sementara di halaman depan ada sebuah sumur berdinding anyaman rumbia dan spanduk bekas.
“Sudah nggak sanggup buat (perbaiki) lagi,” kata Zulkifli perihal rumahnya yang mulai bocor.
Zulkifli merupakan salah satu keluarga pra sejahtera yang mendapatkan santunan zakat. Selain Zulkifli ada sekitar 2.000 lebih masyarakat Aceh Besar dan Banda Aceh yang juga menerima zakat. Per bulannya para mustahik ini mendapatkan jatah Rp. 400 ribu. “Tahun ini ada peningkatan sedikit, jadi lima ratus ribu,” kata Rahmad Raden.
Rahmad mengatakan, para muzakki yang menyerahkan zakat ke Baitul Mal Aceh kebanyakannya adalah mereka yang punya usaha di Banda Aceh dan Aceh Besar. Ihwal itu yang membuat zakat ini kemudian disalurkan ke masyarakat dari dua kabupaten dan kota ini. Sementara para penerima zakat dari kabupaten lain disalurkan langsung oleh Baitul Mal kabupaten/kota lain se Aceh.
“Penerima bantuan fakir uzur ini akan disantuni seumur hidup,” kata Rahmad.
Data penerima zakat ini diperoleh dari semua gampong di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar. Pihak Baitul Mal Aceh kemudian memverifikasi dan sebelum kemudian menyalurkan zakat kepad []
Discussion about this post