MASAKINI.CO – Anggota Komisi X asal Aceh, Illiza Sa’duddin Djamal menyampaikan rasa prihatin atas rendahnya minat baca dan literasi masyarakat Aceh, terutama di generasi muda.
“Kadang anak-anak muda kita ini udah malas membaca, budaya baca itu sudah tidak biasa,” katanya saat mengunjungi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, Jumat (7/2).
Menurut penelitian Kementerian Pendidikan yang dirilis April 2019 lalu menyebutkan, indeks aktifitas literasi dan membaca Indonesia berada pada angka 37,32 dari skala 0-100. Untuk posisi Indeks aktifitas literasi dan membaca Aceh sendiri berada pada angka 34,37. Angka literasi Aceh berarti berada di bawah rata-rata nasional.
Sementara data Unesco mencatat minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,01 persen. Artinya hanya 1 dari 1.000 orang yang punya minat baca tinggi di Indonesia.
Lembaga Most Littered Nation in The World juga mencatat bahwa tingkat literasi Indonesia berada di urutan ke 60 dari 61 negara yang diteliti. Hanya Botswana yang peringkatnya lebih tinggi dari Indonesia yaitu peringkat 61.
Sebab itu, Illiza mengatakan, seharusnya hobi membaca harus ditumbuhkembangkan dalam masyarakat. Meskipun pemerintah telah membangun gedung dan akses perpustakaan, itu tak ada artinya jika tidak dibarengi dengan pelayanan secara komprehensif.
“Fisiknya ada tapi dari sisi pengelolaan manajemen dan sebagainya jangan sampai kita tertinggal tidak jelas. Pelayanan itu harus lebih komprehensif, sehingga pengunjung betah untuk berlama-lama di perpustakaan,” lanjutnya.
Selain pelayanan, ia menyebutkan pemeliharaan buku-buku dan tempat baca juga harus diperhatikan.
“Merawat buku itu juga bagian dari tugas kita juga untuk sosialisai itu sehingga punya daya tarik,” ujarnya.
Illiza berjanji akan memperjuangkan segala aspirasi untuk mendukung minat baca masyarakat Aceh. Oleh sebab itu, ia mendorong agar Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh untuk melakukan pemetaan terhadap fasilitas dan tenaga lainnya berbasis data, agar lebih mudah untuk ia suarakan di gedung Senayan.
“Maka berbasis data mungkin itu lebih baik bagi saya menyampaikan hal ini. Kalau saya hanya mendengar dapat proposal dari pimpinan mungkin, butuh gedung, butuh ini, butuh itu, kita gak bisa bicara butuh kalau kita tidak punya data cukup baik untuk menunjang itu,” sebutnya.[]