Banjir Kritik ke Presiden Prancis Usai ‘Singgung’ Umat Islam

Puluhan ribu massa demonstrasi anti-Prancis di Bangladesh. (AFP/MUNIR UZ ZAMAN)

Bagikan

Banjir Kritik ke Presiden Prancis Usai ‘Singgung’ Umat Islam

Puluhan ribu massa demonstrasi anti-Prancis di Bangladesh. (AFP/MUNIR UZ ZAMAN)

MASAKINI.CO – Presiden Prancis, Emmanuel Macron menuai kritikan dari berbagai pihak usai mengungkapkan narasi yang dianggap menghina Islam.

Ia menyampaikan sejumlah pernyataan terkait hal tersebut untuk merespons peristiwa pembunuhan seorang guru sejarah bernama Samuel Paty di negaranya .

“Kebebasan, kami merayakannya; kesetaraan, kami menjaminnya; persaudaraan, kami menerapkannya dalam kehidupan. Tidak ada yang bisa membuat kami mundur, kapanpun,” cuit Macron di Twitter beberapa waktu lalu.

Cuitan di Twitter tersebut keluar selang satu minggu insiden pemenggalan. Pelaku pemenggalan sendiri adalah seorang remaja berusia 18 tahun yang merupakan pendatang dari Chechnya.

Pelaku disebut tidak terima karena sang guru menggunakan karikatur Nabi suci umat Muslim, Muhammad sebagai bahan diskusi. Sumber kepolisian mengungkapkan Paty menerima ancaman setelah membuka diskusi itu.

“Guru itu diancam setelah membuka diskusi ‘untuk berdebat’ tentang kartun (Nabi Muhammad) sekitar 10 hari lalu,” ujar pejabat kepolisian yang namanya tidak disebut karena tidak berwenang untuk membahas investigasi yang sedang berlangsung.

Kejadian pemenggalan kemudian memicu unjuk rasa di Paris yang meminta pemerintah melakukan tindakan tegas. Di sisi lain, sentimen rasial mulai keruh di Prancis.

Dengan beragam peristiwa terjadi setelah kejadian pemenggalan, Macron coba mengambil sikap. Ia menyatakan pemerintahannya akan tetap melanjutkan dan menghormati segala perbedaan di dalam perdamaian.

Ia pun berkata tidak akan membiarkan ujaran kebencian dan tetap mempertahankan budaya debat untuk mempertahankan pendapat.

“Sejarah kami memperlihatkan perjuangan terhadap tirani dan fanatisme. Kami akan melanjutkannya. Kami akan tetap melanjutkan, akan tetap membela harga diri manusia dan nilai-nilai universal,” kata Macron.

Pada Jumat pekan lalu dia mengatakan bahwa Islam adalah agama yang mengalami krisis di seluruh dunia. Berbagai pihak selanjutnya merespons ucapan Macron

Pernyataan itu keluar tidak lama setelah dirinya memerintahkan aparat dan menteri-menterinya untuk mengawasi organisasi masyarakat berbasis komunitas Muslim. Di saat yang sama ia juga menutup sejumlah masjid sebagai imbas dari insiden pemenggalan.

Salah satu yang menanggapi pernyataan Macron yakni Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Dia mengatakan Macron harus memeriksakan kesehatan jiwanya akibat melontarkan pernyataan tersebut.

“Apa masalah individu yang dipanggil Macron dengan Islam dan dengan Muslim? kata Erdogan, “Macron butuh pengobatan mental.”

Lalu ada Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan. Ia menuduh Macron, “menyerang Islam” akibat pernyataan tersebut.

“Ini adalah saat di mana Presiden Macron bisa memberikan sentuhan penyembuhan dan menyangkal ruang bagi para ekstremis daripada menciptakan polarisasi dan marginalisasi lebih lanjut yang pasti mengarah pada radikalisasi,” cuit Khan.

“Sangat disayangkan bahwa dia memilih untuk mendorong Islamofobia dengan menyerang Islam daripada teroris yang melakukan kekerasan, baik itu Muslim, Supremasi Kulit Putih, atau ideologi Nazi,” tambahnya.

Secara terpisah, seperti dilansir Associated Press, kelompok militan Palestina di Jalur Gaza, Hamas, menggelar unjuk rasa menanggapi pernyataan Macron. Mereka menyatakan ucapan itu menghina Islam dan Nabi Muhammad S.A.W.

Liga Muslim Dunia (MWL) dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) turut mengecam sikap Presiden Prancis, Emmanuel Macron, dan pemerintahannya yang dinilai menyudutkan umat Muslim dan membiarkan penerbitan ulang karikatur Nabi Muhammad S.A.W., oleh majalah satire Charlie Hebdo.

“Sekretariat Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) terus mengikuti penerbitan karikatur satire yang menggambarkan Nabi Muhammad S.A.W., dan kami tercengang melihat wacana yang tak terduga dari politisi Prancis tertentu, yang dianggap berbahaya bagi hubungan Muslim-Prancis, menghasut kebencian, dan hanya melayani kepentingan politik kelompok partisan,” demikian pernyataan OKI seperti dilansir CNNIndonesia.com, Selasa (27/10).

“Sekretariat Jenderal mengatakan akan tetap mengecam praktik penistaan dan penghinaan terhadap nabi-nabi Islam, Kristen dan Yahudi,” lanjut pernyataan OKI.

Terpisah, Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia, Dr. Mohammad bin Abdulkarim Al-Issa, mengecam upaya menghina dan menyudutkan pemeluk agama.

Dia mengatakan Liga Muslim Dunia menyatakan prinsip kebebasan berekspresi harus berada dalam bingkai nilai-nilai saling menghargai terhadap perasaan orang lain. Sedangkan kebebasan berpendapat yang melenceng dari nilai-nilai itu sama saja bertentangan dengan moral kebebasan itu sendiri.

Al-Issa juga mengatakan kebebasan berpendapat tidak boleh digunakan untuk menyebarkan kebencian.

“Kebebasan tidak boleh menjadi jembatan yang memicu konflik dan pertentangan antara peradaban. Mereka tidak memahami hal ini,” kata Al-Issa, seperti dilansir Arab News.

Al-Issa mengungkit kembali tentang keputusan Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa dua tahun lalu yang menyatakan bahwa menghina Nabi Muhammad S.A.W., tidak tercakup dalam kebebasan berekspresi.

Sementara itu sekitar 10 ribu warga di Bangladesh turun ke jalan ibu kota pada Selasa (27/10) protes atas sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron yang membela kartun penghinaan pada Nabi Muhammad. Demonstrasi ini juga menyuarakan boikot produk Prancis.

AFP memberitakan kepolisian setempat mengestimasi ada sekitar 40 ribu orang yang terlibat dalam kegiatan yang digelar partai Islami Andolan itu. Bangladesh adalah negara berpenduduk 168 juta orang dengan mayoritas Muslim.

Massa berteriak ‘boikot produk Prancis’ dan menuntut Macron dihukum. Massa sempat mengarah ke Kedutaan Prancis di Dhaka, namun dihentikan polisi menggunakan pagar kawat di jalan, sekitar 5 km dari kedutaan. []

 

CNN

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist