BRA Bakal Bikin MoU dengan BPSDM Aceh untuk Beri Beasiswa Anak Korban Konflik

Bagikan

BRA Bakal Bikin MoU dengan BPSDM Aceh untuk Beri Beasiswa Anak Korban Konflik

MASAKINI.CO – Anak-anak korban konflik di Aceh perlu mendapat perhatian, terutama dalam bidang pendidikan.

 

Menyikapi permasalahan pendidikan anak korban konflik ini, Lembaga penguatan perdamaian Aceh, Badan Reintegrasi Aceh (BRA) bakal membuat nota kesepahaman (MoU) dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Aceh untuk pemberian beasiswa. 

 

Rencana pembuatan MoU ini terungkap dalam audiensi antara BRA dan BPSDM Aceh di Kantor BPSDM di Lampineung, Kota Banda Aceh, Aceh, Senin kemarin (1/2).

 

Dengan adanya kerja sama itu, kelak BRA akan dilibatkan dalam merekomendasi dan memverifikasi data anak korban konflik calon penerima beasiswa.

 

Ketua BRA Fakhrurrazi Yusuf menuturkan, lembaganya tak bisa menyalurkan beasiswa secara langsung untuk anak korban konflik karena keterbatasan anggaran. Oleh sebab itu, BRA akan memfasilitasi dengan memberikan rekomendasi nama anak korban konflik calon penerima beasiswa kepada BPSDM Aceh.

 

“Pada 2021 ini BRA tidak ada plot anggaran bidang pendidikan untuk anak korban konflik. Sesuai tupoksi BRA, kami akan bekerja sama dengan memberikan data sehingga bisa tersambung dengan BPSDM,” kata Fakhrurrazi.

 

Menurut Fakhrurrazi, beasiswa sangat penting diberikan untuk anak korban konflik sebab kondisi pendidikan mereka begitu memprihatinkan lantaran kekurangan biaya. Ia berharap tugas menunjang biaya pendidikan ini tak cuma dilakukan di tingkat provinsi, tapi juga pemerintah kabupaten dan kota di Aceh.

 

“Kondisi pendidikan anak korban konflik masih sangat membutuhkan uluran tangan,” tuturnya.

 

Kepala BPSDM Aceh Syaridin mengaku sepakat dengan BRA untuk melahirkan MoU tentang penyaluran beasiswa. Menurutnya, kerja sama itu akan membuat penyaluran beasiswa kelak tepat sasaran.

 

“Mungkin dalam MoU itu nanti salah satunya yang akan kita tuangkan yaitu mengikutsertakan BRA dalam kegiatan verifikasi lapangan agar (penerima) beasiswa tepat sasaran,” ujar Syaridin.

 

Syaridin menjelaskan, beasiswa untuk anak korban konflik tak punya nomenklatur khusus di BPSDM Aceh. Namun, peruntukan beasiswanya digabung bersama anak miskin dan yatim piatu. Beasiswa itu disebut Syaridin bernama Beasiswa Aceh Carong untuk tingkat pendidikan diploma hingga sarjana.

 

“Jumlah penerimanya tidak kita tentukan, jumlah ini kita sesuaikan. Asal kita dapatkan bahwa anak korban konflik dengan kriteria berada di bangku kuliah maka dia sudah memenuhi persyaratan untuk mendapatkan beasiswa. Ini sesuai dengan program Pemerintah Aceh dalam rangka pemerataan pendidikan tinggi,” sebutnya.

 

Sebagaimana diketahui, konflik antara Gerakan Aceh Merdeka dan Republik Indonesia berlangsung selama 29 tahun sejak 1976 hingga 2005. Kedua belah pihak lalu sepakat berdamai di Helsinki, Finlandia, pada 15 Agustus 2005. Kelak, perjanjian damai ini dikenal dengan MoU Helsinki.[]

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist