lliza Desak Kemendikbud Tarik Kamus Sejarah Indonesia Dari Laman Digital dan Cetak

Anggota Komisi X DPR RI asal Aceh, Illiza Sa'aduddin Djamal saat membuka Bimbingan Teknis Sinkronisasi New Normal Promosi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Hotel Hermes, Kota Banda Aceh, Selasa (20/10/20). Foto: Ahlul Fikar

Bagikan

lliza Desak Kemendikbud Tarik Kamus Sejarah Indonesia Dari Laman Digital dan Cetak

Anggota Komisi X DPR RI asal Aceh, Illiza Sa'aduddin Djamal saat membuka Bimbingan Teknis Sinkronisasi New Normal Promosi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Hotel Hermes, Kota Banda Aceh, Selasa (20/10/20). Foto: Ahlul Fikar

MASAKINI.CO – Anggota DPR RI Komisi X Illiza Sa’aduddin Djamal mendesak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk menarik Kamus Sejarah Indonesia Jilid I yang mulai dijual secara online.

“Kami mendesak agar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan segera menarik naskah tersebut baik dari laman digital maupun bentuk cetak,” tegasnya dalam keterangan tertulis yang diterima masakini.co, Jumat (24/4/2021).

Ia menilai Kamus sejarah Indonesia Jilid 1 yang dijual secara online menimbulkan kegaduhan dan menuai kritik di masyarakat. Salah satu penyebabnya adalah karena nama tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy’ari tidak dicantumkan dalam kamus terbitan Kemendikbud tersebut.

Menurut Partisi Partai PPP ini, sejarah merupakan bagian penting dalam memperkuat kesadaran kebangsaan dan kesejarahan yang dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia saat ini.

“Sehingga proses pembuatannya pun harusnya transparan agar tidak menimbulkan polemik ditengah masyarakat,” lanjutnya.

Selain itu, ia meminta Kemendikbud juga segera melakukan revisi secara transparan sesuai dengan standar leksikografi dan metode yang dapat dipertanggungjawabkan.

“Kami juga meminta kepada Mas Menteri Nadiem Makriem untuk mengusut tuntas persoalan ini, kalau perlu bentuk tim investigasi. Karena jika kami melihat dengan seksama permasalahan ini ada upaya untuk memutar balikkan fakta bahkan menghilangkan sejarah yang sebenarnya. Terkesan ada penggiringan narasi kebangkitan komunis ,” sambungnya.[]

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist