MASAKINI.CO – UNESCO menetapkan tiga arsip dokumenter Indonesia sebagai Ingatan Kolektif Dunia (Memory of the World). Penyerahan ketiga sertifikat tersebut dilakukan di kantor Kemlu RI di Jakarta.
Ketiga arsip dokumenter itu yaitu Pidato Sukarno ‘To Build the World Anew’, Pertemuan Pertama Gerakan Non-Blok, dan Hikayat Aceh.
Sertifikat tentang Ingatan Kolektif Dunia UNESCO diserahkan oleh Wakil Tetap Indonesia di UNESCO, Prof Ismunandar, ke Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah pada Senin (3/7/2023) kemarin.
“Perlu diingat juga bahwa penetapan ini bukan merupakan tujuan akhir, melainkan bagian dari langkah bersama untuk menjaga nilai sejarah kita hingga generasi-generasi yang akan datang,” kata Faizasyah.
“Semoga penetapan ini menjadi keberlanjutan pengakuan UNESCO atas hal penting lainnya di Indonesia,” sambung Faizasyah.
Saat ini Indonesia memiliki 11 dari total 496 dokumen Ingatan Kolektif Dunia yang telah ditetapkan UNESCO. Delapan lainnya adalah Arsip VOC, Arsip Konferensi Asia Afrika, Babad Diponegoro, Arsip Konservasi Borobudur, Arsip Tsunami, La Galigo, Nagarakartagama, dan Cerita Panji.
Selain penetapan tiga arsip dokumen tersebut, UNESCO juga menetapkan empat geopark Indonesia, yaitu Ijen Geopark, Maros Pangkep Geopark, Merangin Geopark, dan Raja Ampat Geopark, sebagai UNESCO Global Geopark.
Penetapan tersebut dilakukan dalam Sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-216 yang berlangsung pada 10-24 Mei 2023.