Nilam Aceh Mendunia

Musliadi, memanen nilam di ladang miliknya, Desa Geunteut, Kecamatan Lhoong, Aceh Besar. (Foto: Ahmad Mufti/masakini.co)

Bagikan

Nilam Aceh Mendunia

Musliadi, memanen nilam di ladang miliknya, Desa Geunteut, Kecamatan Lhoong, Aceh Besar. (Foto: Ahmad Mufti/masakini.co)

MASAKINI.CO – Musliadi (37) panen nilam di ladang miliknya. Ia petani di Desa Geunteut, Kecamatan Lhoong, Aceh Besar yang menjadikan nilam sebagai primadona.

Selain harga tinggi, ia memilih tanam nilam karena mudah dirawat dan dibudidayakan.

Petani menanam bibit Nilam. (Foto: Ahmad Mufti/masakini.co)

Membudidayakan Nilam ini hanya dengan cara memotong dahan Nilam, membersihkan daun hingga menyisakan pucuknya dan langsung menanamnya.

Petugas laboratorium melakukan penyulingan Nilam. (Foto: Ahmad Mufti/masakini.co)

Nilam yang selesai dipanen langsung memasuki proses penyulingan, salah satu tempatnya di laboratorium Atsiri Research Centre (ARC) USK.

Petugas laboratorium memeriksa hasil ekstraksi Nilam. (Foto: Ahmad Mufti/masakini.co)

Di laboratorium tersebut terdapat mahasiswa yang sudah dibekali pemahaman tentang penyulingan minyak Atsiri.

Minyak hasil penyulingan yang terdapat di penyimpanan laboratorium. (Foto: Ahmad Mufti/masakini.co)

Biasanya juga terdapat hasil dari penyulingan mandiri dibawa ke lembaga ARC di Banda Aceh untuk disaring menggunakan alat yang berbeda.

Minyak hasil penyulingan di laboratorium. (Foto: Ahmad Mufti/masakini.co)

Pasalnya, minyak yang baru selesai dari proses penyulingan masih banyak mengandung kotoran dan air, sehingga belum dapat menghasilkan minyak yang berkualitas.

Produk hasil dari ekstraksi Nilam. (Foto: Ahmad Mufti/masakini.co)

Selain memberi pembekalan terkait pembudidayaan nilam, ARC juga membantu pemasaran produk berbahan dasar nilam yang dikenal hingga ke mancanegara.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist