Ingin Hutan Lestari, Masyarakat Beutong Ateuh Tolak Pertambangan

Konferensi pers masyarakat Beutong Ateuh Banggalang di kantor Walhi Aceh, terkait penolakan tambang, Rabu 16/8/2023. (foto: masakini.co/Riska Zulfira)

Bagikan

Ingin Hutan Lestari, Masyarakat Beutong Ateuh Tolak Pertambangan

Konferensi pers masyarakat Beutong Ateuh Banggalang di kantor Walhi Aceh, terkait penolakan tambang, Rabu 16/8/2023. (foto: masakini.co/Riska Zulfira)

MASAKANI.CO – Sejumlah masyarakat yang tergabung dalam Generasi Beutong Ateuh Banggalang (GBAB), Nagan Raya kembali meminta kepada Pemerintah Aceh untuk menghentikan segala rencana aktivitas pertambangan di kawasan Beutong Ateuh dengan tujuan untuk melestarikan hutan dan mencegah terjadinya bencana ekologi di daerah ini.

Pasalnya kejadian pertambangan di wilayah itu kerap terjadi. Padahal mereka telah merasa nyaman usai PT IMM berhasil hengkang pada tahun 2022 lalu. Namun kejadian itu kembali terjadi pada tahun 2023 saat hadirnya PT Bumi Mentari Energi (BME) ke wilayah Beutong Ateuh.

Tokoh Masyarakat Beutong Ateuh Banggalang, Tgk. Diwa Laksana, sangat menyayangkan kejadian serupa terjadi di wilayah kelahirannya tersebut. Ia bersama masyarakat menginginkan dukungan dari pemerintah untuk mengawal ketat pertambangan.

“Kami sangat berharap daerah kami tidak dirusak, banyaknya situs sejarah, cagar alam dapat dilindungi,” kata Tgk Diwa, dalam konferensi pers yang digelar Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Aceh, Banda Aceh, Rabu (16/8/2023).

Tak hanya itu, pihaknya juga meminta untuk dikeluarkan dari peta potensi pertambangan Aceh, apabila ada investor-investor luar, wilayah Beutong tidak lagi masuk dalam list pertambangan.

Menurutnya, Beutong Banggalang hari ini terus dihantui akan eksploitasi ruang hidup dan penghidupan masyarakat yang mengatasnamakan pertumbuhan ekonomi rakyat.

:Seperti rencana eksploitasi sumber daya alam seperti tambang emas dan perizinan konsesi logging,” ungkapnya.

Sementara, Deputi Direktur Walhi Aceh, M. Nasir mengatakan jika berkaca pada penyejahteraan warga, pertambangan Beutong tidak menjadi solusi yang tepat. Karena itu hanya dapat merusak lingkungan namun tidak menghasilkan dan menguntungkan bagi masyarakat.

Akan tetapi, menurutnya, masih terdapat upaya lain yang dapat dilakukan seperti mengembangkan hasil pertanian.

“Di Beutong memiliki kualitas di hasil pertanian seperti nilam, sereh, kopi dan sejumlah penghasilan lainnya, Artinya mereka bisa hidup sejahtera dengan hasil pertanian bukan tambang,” ujarnya.

Bagi warga, kata Nasir, mempertahankan ruang hidup dan penghidupan di kawasan Beutong Ateuh Banggalang merupakan harga mati. Oleh karenanya seluruh masyarakat menolak kegiatan eksplorasi dan eksploitasi dalam bentuk apapun.

“Meskipun kawasan itu kaya akan sumber dayanya,” tutup Nasir.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist