MASAKINI.CO – Masjid Madinah Tgk Japakeh yang terletak di Gampong Dayah Kruet, Kecamatan Meurahdua, Pidie Jaya, tak pernah sepi dari peziarah. Meski berlantai semen dan beratap genteng, masjid tua ini terasa sejuk.
Sarana ibadah peninggalan tempo dulu itu tetap dijaga dan dirawat dengan baik serta dilestarikan sebagai cagar budaya. Demikian halnya makam almarhum Tgk Japakeh, yang berada tak jauh dari bangunan masjid.
Khatib masjid Tgk Yusri M Gade, mengatakan masjid bersejarah itu telah ada sejak zaman Belanda. Selama keberadaanya hingga kini, masjid tersebut tak pernah sepi dari pengunjung, baik untuk berziarah ke makam Tgk Japakeh maupun untuk melepas nazar atau orang Aceh menyebutnya peulheh kaoy.
Peziarah bukan hanya datang dari kabupaten dan kota di Aceh semata, tapi juga dari luar provinsi. Lazimnya, para peziarah berkunjung ke masjid Madinah Tgk Japakeh pada Senin atau Kamis.
Biasanya setiba di masjid, peziarah terlebih dahulu melaksanakan salat sunnah, baru kemudian menziarahi makam. Selanjutnya, banyak peziarah meminum seteguk air yang ada dalam guci.
“Air dalam guci selain bisa untuk diminum juga membasuh tubuh,” kata Yusri, Minggu (10/9/2023).
Konon tiga guci batu serta mimbar yang ada di mesjid ini berasal dari Madinah, Arab Saudi yang dibawa Tgk Japakeh.
Ulama Tgk Japakeh berpulang ke rahmatullah pada tahun 1651 M dan makamnya berada sekitar 100 meter dari komplek mesjid, berdampingan dengan makam Tgk H Musa bin Tgk H Asyek. Tgk Japakeh merupakan ahli strategi perang di masa Kesultanan Aceh Darussalam.
Menurut catatan yang tertulis persis di pintu masuk masjid, tertera bahwa Masjid Madinah dibangun tahun 1922 M atau pada 1341 H dan selesai tahun 1923 M atau 1342 H.
Kendati dalam kompleks tersebut kini telah dibangun masjid baru yang lebih besar, namun keberadaan masjid lama tetap digunakan masyarakat.