MASAKINI.CO – Museum Aceh gelar kajian sejarah dan naskah manuskrip hingga Minggu (10/12/2023) mendatang.
Ragam kajian yang diulas diantaranya hikayat-hikayat Aceh, naskah Tasawuf, histori surat-surat diplomasi Aceh, kajian mata uang, naskah Miratul Thullab dan historia lonceng Cakra Donya.
Penyelenggara turut menghadirkan Tgk. Dr. Zulkhairi membahas historia naskah Sairussalikin dan mengupas teks naskah Sairussalikin.
Tgk. Dr. Zulkhairi menjelaskan Abu Ashmad Al-Jawi Al-Palimbani merupakan ulama nusantara yang terkenal kiprahnya dalam dunia intelektual. Salah satu karyanya, kitab Sairussalikin, merupakan kitab terjemahan dari kitab Ihya Ulummudin karya Imam Al-Ghazali.
“Beliau menerjemahkan kitab karya imam Al-Ghazali yang sebelumnya ditulis dalam bahasa Arab,” kata Tgk. Dr. Zulkhairi, Rabu (6/12/2023).

“Diterjemahkan dalam bahasa melayu dengan tujuan agar ilmu-ilmu Islam atau khazanah yang dalam bahasa Arab dapat diserap atau dapat di transformasi pada khalayak ramai sehingga memudahkan masyarakat membaca, memahami serta mengamalkan isi kitab tersebut.”
Dalam menulis kitab Sairussalikin, Abu Ashmad Al-Jawi al-Falimbani tidak mengurangi isi yang terdapat dalam kitab sebelumnya, karya imam Al Ghazali, bahkan beliau menambahkan isi yang belum tertera jelas dalam kitab sebelumnya. Selain Tasawuf, kitab Sairussalikin juga membahas ilmu Fikih dan Akidah.
Dimulainya penerjemahan kitab Arab-Melayu sejak masa kerajaan Samudera Pasai hingga masa kerajaan Aceh Darussalam.
“Di sini dapat dilihat secara jelas bahwasannya perkembangan ilmu pengetahuan Islam pernah berjaya di Aceh,” sebut Tgk Zulkhairi.
Naskah kitab Sairussalikin terdiri atas sebuah mukaddimah dan empat bab. Kemudian Mukaddimah dibagi dalam empat pasal.
Seorang peserta, Amira mengaku sangat tertarik kajian yang diselenggarakan Museum Aceh. Ia berharap kajian sejarah dan isi naskah kuno rutin digelar.
“Agar masyarakat Aceh tidak lupa akan khazanah yang dimiliki, serta menambah wawasan para generasi penerus Aceh,” ujar Amira.
*Kontributor: Urwatil wusqa (Mahasiswi UIN Ar-raniry, Prodi Sejarah Kebudayaan Islam)