MASAKINI.CO – Debit air Waduk Keliling di Gampong Kreweung Krueng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, mengalami krisis debit air sejak beberapa waktu lalu. Akibatnya proses penyuplai air ke areal persawahan tidak optimal.
Kepala Dinas Pertanian Aceh Besar, Jakfar mengakui kondisi debit air waduk keliling secara umum di bawah batas maksimal sehingga perannya untuk menyuplai air irigasi seluas 600 hektar tak lagi tercapai.
“Itu khusus di 10 desa di Kecamatan Indrapuri dan tiga desa di Kecamatan Cot Glie, yang lain tidak berpengaruh karena dialiri oleh air dari Krueng Aceh dan Krueng Jreu,” kata Jakfar kepada masakini.co, Senin (1/4/2024).
Menurut Jakfar, kondisi tersebut diakibatkan tangkapan air (catchmen area) yang makin berkurang di hulu, sebagai efek langsung dari penebangan hutan dan lainnya.
Maka, masyarakat diminta untuk tidak melakukan proses penanaman padi untuk sementara waktu, mengingat pasokan air yang tidak cukup.
“Namun jika masyarakat tetap mau tanam tidak masalah, berarti hanya berharap pada tadah hujan karena pasokan air tidak mampu melayani keseluruhan,” ujarnya.
Bahkan, kata dia, kondisi debit air Waduk Keliling saat ini juga berimbas terhadap perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut 2024, sebab cabang olahraga dayung direncanakan bakal diadakan di Waduk Keliling.
“Memang ada rencana satu Cabor dayung di waduk keliling. Bahkan untuk Cabor sendiri tidak cukup debit airnya, karena ada kapasitas sendiri,” tuturnya.
Kendati demikian, Dinas pertanian Aceh Besar terus berupaya untuk membantu petani dalam menanam padi. Apalagi adanya instruksi dari Kementerian Pertanian dalam rangka percepatan tanam tadah hujan dapat dilakukan.
“Kita usahakan dengan mesin pompa, bahkan sebagian dari luasan areal itu memakai sistem pompanisasi, karena gagal tercover dengan suplai air dari Waduk Keliling,” ungkapnya.
