Nyaris 2.100 Bayi Dibunuh Israel Sejak Peristiwa 7 Oktober

Wanita Palestina menggendong jenazah bayinya yang tewas dalam serangan Israel di Rafah | foto: Abed Rahim Khatib/euromedmonitor

Bagikan

Nyaris 2.100 Bayi Dibunuh Israel Sejak Peristiwa 7 Oktober

Wanita Palestina menggendong jenazah bayinya yang tewas dalam serangan Israel di Rafah | foto: Abed Rahim Khatib/euromedmonitor

MASAKINI.CO – Hampir 17 ribu anak Palestina dibunuh Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023. Nyaris 2.100 anak dibunuh merupakan bayi di bawah usia dua tahun.

Angka itu diumumkan pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Med Monitor yang berpusat di Jenewa.

“Jumlah anak-anak Palestina baik bayi maupun anak-anak yang dibunuh oleh tentara Israel pada umumnya sangat mengerikan,” mengutip pernyataan Euro-Med Monitor di website resminya, Kamis (15/8/2024).

“Tingkat pembunuhan terhadap mereka belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah perang modern,” katanya.

Menurut para aktivis kemanusiaan Euro-Med Monitor pembunuhan anak-anak dan bayi merupakan tren berbahaya yang didasarkan pada dehumanisasi warga Palestina di Jalur Gaza.

“Militer Israel menargetkan warga Palestina dan anak-anak mereka setiap hari, secara metodis, dan luas dengan cara yang paling kejam dan brutal, dan hampir tanpa henti selama 10 bulan berturut-turut.”

Sekitar 1,7 juta orang di Jalur Gaza diperkirakan telah mengungsi di dalam negeri dan setengahnya adalah anak-anak. Mereka tidak memiliki akses yang cukup terhadap air, makanan, bahan bakar, dan obat-obatan.

Pada bulan Juli, para ahli PBB membunyikan peringatan tentang anak-anak Palestina di wilayah yang terkepung yang kehilangan nyawa karena “kampanye kelaparan” Israel.

Seorang ayah Palestina berduka atas kelahiran bayi kembarnya yang dibunuh oleh Israel.

Dalam contoh kebiadaban Israel terkini, Muhammad Abu al-Qumsan sedang dalam perjalanan pada tanggal 14 Agustus untuk mendaftarkan kelahiran bayi kembarnya, ketika serangan Israel menewaskan mereka berdua, serta istri dan ibu mertuanya.

“Lima menit setelah mendapatkan akta kelahiran, saya mendapatkan akta kematian mereka,” kata Qumsan, 33 tahun.

Keluarga Qumsan telah mengungsi tiga kali sejak Oktober. Istrinya, seorang apoteker, dan si kembar termasuk di antara sedikitnya 23 orang, termasuk bayi berusia sembilan bulan, yang tewas dalam beberapa serangan Israel di daerah tersebut.

Organisasi kemanusiaan mengatakan semua anak-anak Gaza telah mengalami pengalaman traumatis perang.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist