MASAKINI.CO – Sebagai tim sepakbola dengan usia relatif muda, konsistensi Putra Langsa FC yang selalu ikut kompetisi di Liga 3 regional Aceh hingga sekarang, berubah menjadi Liga 4 menarik diikuti.
Musim 2024/25 di Liga 4 regional Aceh, diam-diam Putra Langsa mempersiapkan diri penuh kejutan. Gebrakan hadir, dengan mendatangkan Fahrizal Dillah, eks bomber Persiraja.
Tidak cuma itu, Dillah akan bereuni dengan Anwar. Pelatih kawakan Aceh ini, didapuk sebagai direktur teknik (dirtek) Putra Langsa. Keduanya diharap memberi impak positif bagi pemain muda lainnya.
“Saya menyambut gembira tawaran dan bergabung dengan Putra Langsa. Saya siap bekerja keras dan saling berkontribusi dengan anak muda,” kata Dillah kepada masakini.co, Rabu (22/1/2025).
Menurutnya, kans Putra Langsa tampil mengejutkan. Sebab sejumlah pemain yang bergabung, sarat pengalaman. Semisal ‘asoe lhok‘ Febry Ramadhsyah yang pernah berseragam Persija Jakarta tahun 2015.
“Kompak menjadi kelebihan tim ini. Ditambah pemain muda yang energik. Insyaallah dengan kemauan dan kebersamaan, Putra Langsa, bisa!” ujarnya.

Pengalaman Dillah akan ditopang pemain dari provinsi tetangga, Sumatra Utara. Putra Langsa mengaet Tiyo Prayoga. Jebolan PSDS Deli Serdang U-17 ini, akan bersaing di posisi kiper bersama Arif Rahman dan Aji Akbar.
Anak Medan bukan Tiyo saja, ada pula Fikri Rayhan yang bermain sebagai stopper. Mereka akan dipadu padan dengan jebolan PON Aceh asli Langsa, Jamaluddin, TM Reza Pratama, dan Mohammad Fahrizal.
Pengalaman pernah merengkuh perak di Papua, menjadi amunisi berharga bagi Putra Langsa. Generasi anyar jebolan PON Aceh-Sumut, Sultan Syah Zihan yang meraih perunggu, juga bergabung.
“Secara umum banyak pilihan untuk line-up dan kedalaman skuad relatif bagus. Ini menarik,” jelas Dillah.
Zainon Time
Zainon dipercaya sebagai pelatih kepala Putra Langsa untuk musim 2024/25. Serangkaian persiapan telah disiapkan. Optimis timnya bisa berbuat banyak.
“Peta persaingan Liga 4 saya kira merata. Komposisi skuad Putra Langsa tahun ini berwarna, ada eks pemain profesional, jebolan PON, hingga pemain non Aceh,” ungkap Zainon.
Sejumlah uji coba telah dilalui Putra Langsa jelang kick-off Liga 4. Evaluasi menjadi catatan penting, bagi kiprah Putra Langsa di Liga 4, yang tergabung di Grup D, bersama Persidi Idi dan pendatang baru, Al-Farlaky FC.
Zainon mengaku tak gentar berhadapan dengan Persidi, yang menurutnya jelas jam terbangnya; saban tahun, punya target nasional. Pun demikian Al-Farlaky, tim yang dikenal jor-joran di tarkam.
“Manajemen menargetkan kita lolos grup dulu, tahap demi tahap. Tapi secara pribadi, saya tetap target ke nasional,” tegasnya.
Liga 4 tahun ini terasa amat spesial bagi pelatih kelahiran 23 Agustus 1994 itu. Menjadi panggung unjuk kapasitas diri menukangi tim senior. Sebelumnya, Coach Zainon lama berkhidmat di akar rumput. Melatih SSB Elang Biru.

Di musim ini, sebelum mengemban amanah sebagai head coach Putra Langsa, pelatih berlisensi B ini sudah memanaskan pikiran taktiknya, dengan capaian membawa PSBL Langsa ke babak 8 besar Soeratin U-15 Aceh.
“Karena pernah di akar rumput, tentu saya mengenal betul karakter anak-anak muda Langsa. Semoga dengan kerja keras, capaian di Liga 4 lebih baik,” harap Zainon.
Pelangi Rasa PON Aceh dan Persiraja
Pendiri Putra Langsa, Irfansyah menyatakan dukungan penuh terhadap timnya. Ia percaya pada setiap unsur yang ada di tim. Dari jajaran manajemen, pelatih, pemain, dan segenap unsur lainnya.
“Setiap tahun kita serius. Tahun ini terasa kian serius sebab adanya mantan bomber Persiraja. Saya sengaja menghadirkan Dillah, menjadi teladan bagi pemain muda kami,” jelas Irfansyah.
Hadirnya Putra Langsa awalnya sebagai alternatif bagi pemain muda di Kota Langsa. Sebab tak mungkin semuanya tertampung di PSBL. Sekaligus panggung persiapan bagi pemain PORA Langsa.
“Sebagai orang bola, ikhtiar saya memberikan kesempatan bagi pemain Aceh, untuk bisa berkompetisi. Semakin banyak tim, banyak pemain muda yang bisa menambah jam terbang kompetisi,” bebernya.

Kepekaan pemilik sapaan Dek Fan terhadap sepakbola, tidak lepas dari profilnya yang pernah menjadi penjaga gawang PSBL. Pun sebagai pengurus PSSI. Ia teruji di level kota hingga provinsi.
“Tahun ini rasa Putra Langsa lebih kaya. Bukan cuma anak Langsa, tapi anak Aceh dari kabupaten lain. Dari Bireuen misalnya. Sepakbola harus terbuka, untuk semua pihak,” sebutnya.
Sementara kehadiran pemain non Aceh, tidak sekadar menambak jumlah amunisi. Lebih dari itu, anggota DPR Aceh ini ingin membiasakan pemain muda Aceh, berkolaborasi dengan pesepakbola lintas etnis.
“Semakin banyak interaksi dengan pemain luar, baik bagi cara pandang pemain kita,” bebernya.
“Sehingga kelak, saat bermain di luar, adaptasinya menjadi lebih luwes. Ini bukan soal Liga 4 semata, tapi anak tangga anak Aceh ke kasta berikutnya hingga yang tertinggi,” pungkas Dek Fan.