MASAKINI.CO – Kementerian Agama Republik Indonesia menggelar kegiatan Peningkatan Kompetensi Kepala Satuan Pendidikan Muadalah (SPM) dan Pendidikan Diniyah Formal (Pendif) yang berlangsung di Tangerang, Banten mulai 7-9 Mei 2025.
Direktur Pesantren, Basnang Said menyampaikan bahwa pendidikan pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua dan asli di nusantara yang telah ada sejak abad ke 14. Sedangkan sekolah yang diperkenalkan Belanda masuk ke Indonesia pada abad ke 16.
Oleh karena itu, di hadapan para Kepala SPM dan Pendif, ia meminta agar benar-benar menjalankan standar mutu pendidikan seperti yang diatur dalam Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 939 Tahun 2024 dan KMA Nomor 942 Tahun 2024.
“Kemudian siapapun yang akan mendirikan Pendidikan Diniyah Formal atau bertransformasi menjadi Muadalah harus berpedoman pada standar penjaminan mutu ini. Yang kemudian ada standar isi ada standar proses ada standar kurikulumnya,” ujarnya saat membuka kegiatan ini, Rabu, (7/5/2025).
Tidak hanya soal standar mutu, Basnang juga meminta lembaga SPM dan Pendif agar dapat mengambil praktik-praktik baik yang ada pada lembaga pendidikan lainnya terkait manajemen kelembagaan dan sebagainya, meskipun secara substansinya SPM dan Pendidikan Diniyah Formal itu memang sudah ada standarnya.
Ia berharap ke depannya di Pendif dan Muadalah perlu adanya organisasi santri sejenis OSIM di madrasah dan OSIS di sekolah. Menurutnya, organisasi seperti itu perlu dirumuskan bersama agar menjadi wadah pembelajaran bagi para santri untuk menjadi pemimpin di masa yang akan datang. Bahwa ilmu yang mereka dapatkan saat ini bukan hanya untuk dirinya tapi harus diolah menjadi sebuah kekuatan yang kemudian harus dipraktikkan di tengah-tengah masyarakat dan contoh mempraktikkannya itu dengan adanya kelembagaan Organisasi Santri Diniyah Formal.
“Saya kira mungkin (bisa dimulai dari) Pendif-nya dulu, sehingga anak-anak kita ke depannya tidak hanya sekedar belajar soal substansi keilmuan, tapi juga ada praktik-praktik untuk menjadi apa di masa yang akan datang,” sambungnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Subdirektorat Pendidikan Muadalah Pendidikan Diniyah Formal (PM-PDF), Endi Suhendi Zen menyebutkan, kegiatan ini diikuti 35 peserta yang terdiri dari perwakilan asosiasi, kepala SPM-Pendif dari Provinsi Banten, Jawa Barat, dan DKI Jakarta serta unsur internal Subdit PM-PDF.
Selain peningkatan kompetensi, diharapkan ada tindak lanjut dari kegiatan ini seperti tersusunnya dokumen rencana kerja dan manajemen pengelolaan satuan pendidikan yang terencana, akuntabel, terukur dan tentu berdampak di dunia pendidikan.
“Sedangkan untuk tindak lanjut kegiatan ini insyaallah nanti kita akan lakukan semacam feedback evaluation secara zoom sehingga kemudian dokumen tersebut bisa kita jadikan sebagai acuan terhadap perbaikan kegiatan di waktu berikutnya. Saya berharap nanti kita melakukan interaksi sesama kita dalam waktu 3 hari 2 malam ini dan mudah-mudahan saya kira best practices bapak ibu sekalian yang sudah teruji dalam pengelolaan manajemen pendidikan bisa menjadi best practice kawan kawan yang lain,” terangnya.
Kegiatan ini juga menghadirkan pembicara dari akademisi dan praktisi seperti Dr. H. Suwendi, M.Ag (UIN Jakarta), Dr. KH. Agus Budiman (Forum Komunikasi Pendidikan Muadalah), KH. Fadlullah Turmuziy, S.Pd (Aspendif), Dr. KH. Ahmad Taufiq AR, M.Si (FKPM), serta Prof. Dr. Nurhattati, M.Pd (UNJ).