MASAKINI.CO – Ketua Yayasan Amanah Poppy Amalya, menyoroti meningkatnya angka gangguan kesehatan mental pada anak dan remaja di Indonesia, termasuk di Aceh. Ia menilai ini menjadi persoalan serius yang membutuhkan perhatian bersama dari masyarakat dan pemerintah.
Hal ini disampaikannya dalam kegiatan seminar peringatan Hari Anak Nasional 2025 yang digelar bersama anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) di Banda Aceh, Rabu (23/7/2025).
“Anak-anak usia TK seharusnya bermain dan bergembira. Tapi hari ini, mereka sudah diberikan PR dan les, bahkan sampai kehilangan waktu bermain,” katanya.
Kondisi tersebut juga diperparah dengan kebiasaan anak-anak yang cenderung menyendiri di kamar akibat paparan media sosial. Saat ini banyak anak lebih sering menyendiri di kamar dan kurang menjalin komunikasi dengan orang tua.
“Sehingga kondisi-kondisi ini berkontribusi pada meningkatnya kecemasan dan stres di usia dini,” jelasnya.
Poppy menegaskan bahwa perhatian terhadap anak tidak boleh berhenti pada anak normal. Anak-anak berkebutuhan khusus juga memiliki hak yang sama untuk hidup aman, didengar, dan tumbuh dengan cinta.
Sebagai bentuk komitmen, Poppy Amalya berencana membangun pusat layanan pendidikan dan terapi terbesar di Aceh yang akan dikelola Yayasan Amanah Poppy Amalya. Gedung lima lantai tersebut akan menampung unit pendidikan dari prasekolah hingga SMA, serta layanan terapi terpadu untuk anak tipikal maupun ABK.
“Tanahnya sudah kami beli. Ini akan menjadi sumbangsih saya untuk Aceh. Kami mohon dukungan Pemerintah Aceh, khususnya dari Bapak Gubernur Muzakir Manaf, agar pembangunan pusat layanan ini bisa segera terwujud,” ucap Poppy.
Selain itu, ia juga berharap para guru dan terapis yang mendidik di yayasan amanah bisa diberikan status sebagai tenaga honorer oleh pemerintah daerah, agar kesejahteraan mereka lebih terjamin.
“Kita disini ada 30 tenaga pendidik, dan mereka perlu diberikan jaminan atas tenaganya,” tutur Poppy.