Dieng, Negeri di Atas Awan dan Festival Budaya yang Mendunia

Shazfa Shaqyla (4), salah satu anak yang melakukan upacara adat Ruwatan Rambut Gimbal di Komplek Candi Arjuna, Dieng Kulon, Jawa Tengah, Minggu (24/8/2025). | Foto: Ahmad Mufti/masakini.co

Bagikan

Dieng, Negeri di Atas Awan dan Festival Budaya yang Mendunia

Shazfa Shaqyla (4), salah satu anak yang melakukan upacara adat Ruwatan Rambut Gimbal di Komplek Candi Arjuna, Dieng Kulon, Jawa Tengah, Minggu (24/8/2025). | Foto: Ahmad Mufti/masakini.co

MASAKINI.CO. – Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah, yang kerap disebut “Negeri di Atas Awan”, menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan lokal maupun mancanegara. Berada di ketinggian lebih dari 2.000 meter di atas permukaan laut, kawasan ini menawarkan udara sejuk, panorama pegunungan, serta kabut tipis yang menciptakan nuansa magis.

Kawasan Dieng Kulon yang mulai diselimuti kabut, Jawa Tengah, Minggu (24/8/2025). | Foto: Ahmad Mufti/masakini.co

Selain bentang alam yang indah, Dieng juga kaya akan warisan sejarah. Kompleks Candi Arjuna menjadi saksi bisu peradaban Hindu abad ke-7 hingga ke-9 Masehi.

Pelancong berswafoto di pelataran Candi Arjuna, Dieng Kulon, Jawa Tengah, Sabtu (23/8/2025). | Foto: Ahmad Mufti/masakini.co

Di sekitar candi, wisatawan bisa merasakan suasana spiritual yang berpadu dengan keindahan alam, serta juga bisa merasakan pengalaman berbeda melalui wisata kuda ala koboy.

Pengunjung menunggangi kuda di sekitar Komplek Candi Arjuna, Dieng Kulon, Jawa Tengah, Sabtu (23/8/2025). | Foto: Ahmad Mufti/masakini.co

Para pengunjung dapat menunggang kuda dengan dipandu pawang setempat, hingga berfoto dengan nuansa khas koboy di tengah lanskap candi kuno dan hamparan rumput hijau. Aktivitas ini menjadi favorit keluarga maupun anak-anak karena memberikan sensasi unik yang jarang ditemui di destinasi wisata lain.

Pelancong berswafoto di wilayah pertanian warga yang dijadikan tempat berkemah, Dieng Kulon, Jawa Tengah, Minggu (24/8/2025). | Foto: Ahmad Mufti/masakini.co

Wisatawan yang berdatangan ke Dieng juga ada yang memilih berkemah di wilayah perkebunan warga karena penuhnya penginapan yang ada di wilayah tersebut.

Ribuan pengunjung menikmati pertunjukan musik Jazz di Lapangan Pandawa, Dieng Kulon, Jawa Tengah, Sabtu (23/8/2025). | Foto: Ahmad Mufti/masakini.co

Yang membuat Dieng semakin istimewa dan selalu dipadati pengunjung adalah digelarnya Dieng Culture Festival (DCF) setiap tahun, biasanya pada bulan Agustus. Selain pagelaran musik Jazz Atas Awan, penerbangan lampion juga menjadi salah satu tujuan utama wisatawan.

Sejumlah pengunjung menerbangkan lampion di acara Dieng Culture Festival (DCF), Dieng Kulon, Jawa Tengah, Sabtu (23/8/2025). | Foto: Ahmad Mufti/masakini.co

Festival ini bukan hanya ajang hiburan, tetapi juga wadah pelestarian tradisi dan budaya lokal dan unik yang sulit ditemukan di tempat lain.

Pakaian penari Warok Tirto Suro yang tampil di acara Dieng Culture Festival (DCF), Dieng Kulon, Jawa Tengah, Minggu (24/8/2025). | Foto: Ahmad Mufti/masakini.co

Di acara ini juga menyuguhkan pertunjukan budaya. Wisatawan dapat menikmati berbagai tarian tradisional Jawa.

Sejumlah penonton menyaksikan Tarian Warok Tirto Suro di Venue Arjuna, Dieng Kulon, Jawa Tengah, Minggu (24/8/2025). | Foto: Ahmad Mufti/masakini.co

Gerakan anggun para penari, diiringi gamelan dan alunan tembang Jawa, menghadirkan suasana sakral sekaligus meriah.

Salma (17), salah satu penari tradisional Topeng Ireng pada acara Dieng Culture Festival (DCF), Dieng Kulon, Jawa Tengah, Minggu (24/8/2025). | Foto: Ahmad Mufti/masakini.co

Pertunjukan ini memberi gambaran tentang bagaimana seni tari tetap hidup dan menjadi bagian penting dari identitas Dieng.

Sejumlah pengunjung menyaksikan upacara adat Ruwatan Rambut Gimbal di pelataran Candi Arjuna, Dieng Kulon, Jawa Tengah, Minggu (24/8/2025). | Foto: Ahmad Mufti/masakini.co

Puncak acara festival adalah Ruwatan Rambut Gimbal, prosesi sakral pemotongan rambut anak-anak Dieng yang memiliki rambut gimbal alami.

Rambut Gimbal yang sudah dipotong pada acara Adat Ruwatan Rambut Gimbal di Komplek Candi Arjuna, Dieng Kulon, Jawa Tengah, Minggu (24/8/2025). | Foto: Ahmad Mufti/masakini.co

Rambut gimbal diyakini sebagai titipan leluhur sehingga pemotongannya dilakukan dengan doa, ritual, dan syarat khusus sesuai permintaan anak.

Masyarakat dan pengunjung berebut makanan yang disajikan usai proses Ruwatan Rambut Gimbal selesai di Komplek Candi Arjuna, Dieng Kulon, Jawa Tengah, Minggu (24/8/2025). | Foto: Ahmad Mufti/masakini.co

Prosesi ini sarat makna spiritual, menjadi simbol pelepasan beban sekaligus doa bagi masa depan anak-anak tersebut.

Pelarungan Rambut Gimbal yang di masukkan ke dalam kendi usai proses Ruwatan Rambut Gimbal di Telaga Balaikambang, Dieng Kulon, Jawa Tengah, Minggu (24/8/2025). | Foto: Ahmad Mufti/masakini.co

Dengan keindahan alamnya, peninggalan sejarah, hasil bumi khas, serta festival budaya yang mendunia, Dieng menjadi destinasi yang wajib dikunjungi.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist