MASAKINI.CO – Asisten Bidang Pemerintahan dan Keistimewaan Sekretariat Daerah Aceh, M Jafar, menilai kualitas udara Aceh saat ini masih dalam kategori aman ataupun sehat. Namun demikian, kata Jafar, potensi polusi udara dapat saja terjadi di Aceh seiring bertambahnya kendaraan dan perkembangan industri.
“Kami dari Pemerintah Aceh, lebih fokus mengutamakan pencegahan. Artinya, mulai dari sekarang sebelum lebih parah lebih baik kita cegah, kita minimalisir jauh lebih baik,” ujar Jafar di Banda Aceh, Senin 22/07.
Selain itu, Jafar mengatakan, saat ini kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) juga menjadi salah satu permasalahan lingkungan hidup di Indonesia. Bahkan, kebakaran tersebut marak terjadi di beberapa Provinsi. Namun, sambung dia, untuk Aceh kasus Karhutla tidak termasuk dalam kategori kebakaran berat.
“Pemerintah Aceh bekerjasama dengan instansi terkait telah melakukan upaya-upaya maksimal untuk mencegah dan Alhamdulillah dalam beberapa tahun terakhir sudah ada pengurangan polusi akibat kebakaran hutan,” kata Jakfar.
Sementara Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Siti Nurbaya Bakar, dalam sambutan Peringatan Hari Lingkungan Hidup mengatakan kulitas udara dari tahun 2015 sampai 2018 masih sangat baik, dengan 6 provinsi yang mengalami peningkatan kualitas udara, yaitu Riau, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Timur, Banten dan Kalimantan Selatan.
Pemerintah, kata Siti, terus melakukan berbagai upaya pengendalian polusi udara. Salah satu caranya adalah melakukan gerakan menanam pohon. “
“Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menargetkan penanaman pohon seluas 207.000 hektar pada tahun 2019 dan terfokus pada 15 DAS prioritas, 15 danau prioritas, 65 bendungan dan daerah-daerah rawan bencana,” ujar Siti. []