Facebook Twitter Youtube Instagram Tiktok

Tentang Masakini

  • Beranda
  • News
  • Olahraga
  • Nasional
  • Internasional
  • Foto
  • Video
Menu
  • Beranda
  • News
  • Olahraga
  • Nasional
  • Internasional
  • Foto
  • Video
  • Beranda
  • News
  • Olahraga
  • Nasional
  • Internasional
  • Foto
  • Video
Menu
  • Beranda
  • News
  • Olahraga
  • Nasional
  • Internasional
  • Foto
  • Video
Home Foto lama

Mengunjungi Pasee’ yang Masih Sunyi

Masa Kini by Masa Kini
18 Februari 2020
in Foto lama, Headline
Reading Time: 3 mins read

Monumen Kerajaan Samudra Pasai.[Adli Dzil Ikram]

Share on FacebookShare on Twitter

MASAKINI.CO – Museum Samudra Pasai sunyi. Saya ke kompleks makam. Di sini, tiga pria duduk bersila. Mereka membaca Yasin.

Di balik pagar besi, seorang pria paruh baya mengamati saya saat meninggalkan museum beberapa meter dari makam.

Pria berpeci putih yang duduk di tangga itu, ternyata Ahmad Yus. Ia penjaga makam Raja Islam pertama di Nusantara, Meurah Silu.

Hampir 40 tahun Ahmad menjaga makam raja tersohor dengan julukan Malik Al-Saleh ini. Sejumlah negara di Asia Tenggara sempat mengundangnya.

Ia diminta berbagi sejarah Kerajaan Samudra Pasai yang didirikan Meurah Silu pada 1267 M atau sekitar abad 13.

Tiga pria sedang melantunkan Surat Yasin.[Adli Dzil Ikram]

Saya beruntung bertemu Ahmad, apa lagi di kompleks bekas kerajaan. Ia berbagi cerita yang disimpan rapi dalam ingatannya.

“Kalau yang ini makam siapa?” tanya saya, sembari melihat ke arah batu-batu nisan di kanan makam Malik Al-Saleh.

“Itu makam para prajurit Majapahit yang kalah perang!”

Ia melanjutkan, “di depan sana ada banyak lagi makam. Ada yang panjang, ada yang pendek.”

Lantunan Surat Yasin sayup-sayup masih terdengar, saat memberitahukan bahwa saya masih berstatus mahasiswa.

Museum Samudra Pasai.[Adli Dzil Ikram]

“Ooh! Besok kalau kemari ajak kawan yang rame, biar saya jelaskan sejarah. Dan jangan lupa siapkan pertanyaan yang banyak. Insya Allah saya akan menjawab,” katanya.

Mendengar itu, saya kembali mengajukan pertanyaan.

“Apa bedanya Pasee dan Pasai?” tanya saya mencoba memecah keheningan.
“Pasee itu wilayah dalam kerajaan, kalau Pasai itu pasar.”
“Jadi Samudra Pasai, seharusnya Samudra Pasee?
“Iya, Pasee pakek titik di atasnya-Pasee’!”

***

Kamis 16 Januari 2020 itu, saya hendak berkunjung ke Museum Islam Samudra Pasai yang diresmikan Pemerintah Aceh Utara pada 9 Juli 2019.

Sepeda motor yang saya kendarai mendekati jembatan di Pasar Geudong, Kecamatan Samudra. Lalu belok kiri setelah melihat tembok gapura bercat krem.

Denah Museum Samudra Pasai.[Adli Dzil Ikram]

Saya kurang yakin dan bertanya pada seorang pria tua duduk dekat gapura itu. “Ini jalan mau ke Museum Samudra Pasai kan?”

“Iya, ikutin jalan terus, nanti nampak tembok seperti ini,” katanya sambil menunjuk gapura itu.

Rumah-rumah dan persawahan menghiasi sepanjang perjalanan. Saya menangkap aroma berbeda dari jalan raya. Angin sepoi-sepoi yang lewat dari pepohonan mulai terasa meskipun matahari begitu terik.

Ratusan meter dari gapura tadi, saya melihat persegi panjang menjulang dan di bagian atasnya seperti kubah dari kejauhan—belakangan saya tahu itu monumen Kerajaan Samudra Pasee’.

Kini, saya tiba pada sebuah tikungan. Ada jalan tak beraspal tepat di sebelah kanan tikungan itu. Di sini saya mulai bingung. Tapi, di depan sana ada gapura bertulis kaligrafi. Saya semakin bingung, di mana Museum Samudra Pasai?

Pekerja di Monumen Samudra Pasai.[Adli Dzil Ikram]

Saya bertanya dengan seorang ibu yang sedang membungkus jualannya.

“Di sana, masuk lorong yang belum di aspal itu.”

Museum itu sepi. Hanya ada dua wanita di halaman depan. Awalnya, saya kira mereka petugas museum, tapi kami sama-sama pengunjung.

Saya masuk ke lobi dan menjumpai seorang pria sibuk dengan gawainya di meja resepsionis.

“Masih buka, Bang?” tanya saya.
“Jam 16.00 nanti tutup.”

Koleksi perhiasan di Museum Samudra Pasai.[Adli Dzil Ikram]

Saya mulai berkeliling museum. Ada denah bangunan di bagian depan. Poster-poster para penjelajah yang berkunjung ke wilayah ini ditampilkan, seperti Marcopolo, Odorico da Pordenone, Ibnu Batutah dan Cheng Ho.

Beberapa langkah kemudian kita akan melihat replika menara pasai, naskah kuno, koin dirham, alat dapur, pedang dan perhiasan-perhiasan pada masa itu.

Sekitar lima belas menit saya habis berkeliling museum ini dan kembali melempar pertanyaan pada pria yang sibuk dengan gawainya.

“Di atas ada apa?”
“Gak ada apa-apa, cuma replika rumah Aceh.”

Koleksi pedang di Museum Samudra Pasai.[Adli Dzil Ikram]

Saya menaiki anak tangga dan melihat kesunyian yang sama dari lantai dasar, di sini lebih sunyi.

Miniatur rumah Aceh itu terletak manis di tengah ruangan. Selepas itu, saya bergegas turun, melempar senyum ke arah pria itu, kemudian berlalu.

***

Masih ingat dengan persegi panjang menjulang dan benda seperti kubah di atasnya? Kini saya berada di bagunan itu setelah menerima karcis parkir berharga tiga ribu rupiah. Ini adalah monumen Kerajaan Samudra Pasai.

Naskah kuno di Museum Samudra Pasai.[Adli Dzil Ikram]

Bagunan ini belum selesai dibangun. Kayu-kayu dan sisa beton masih berserakan. Namun, terlihat beberapa muda-mudi berkunjung dan berswafoto di sini. Memang, bagunan ini terlihat indah dan seperti sebuah kerajaan.

Saya berkeliling dan mendapati para pekerja di setiap sudut. Sebagian mereka berbicara dalam bahasa yang tidak saya ketahui. Saya mulai menyimak pelan-pelan. Ternyata itu Bahasa Jawa.

“Kapan siap bagunan ini?” tanya saya pada seorang pekerja yang sedang lewat di depan saya.

“Gak tau, bertahap sepertinya.”[Adli Dzil Ikram]

Tags: Adli Dzil IkramKerajaan Islam NusantaraKerajaan Samudra PasaiMalik Al-SalehMeurah Silu
Previous Post

Pesantren Ar Risalah Aceh Jaya Terbakar

Next Post

Jelang Kedatangan Jokowi, Sekda Aceh Tinjau Tol Sibanceh

RelatedPosts

Kasus Korupsi di BGP Aceh Berpotensi Ada Tersangka Baru

by Riska Zulfira
29 Juni 2025
0

MASAKINI.CO - Kasus dugaan tindak pidana korupsi di Balai Guru Penggerak (BGP) Aceh terus bergulir. Penyidik Kejaksaan Tinggi (Kejati) Aceh...

Aceh Minta Dana Otsus Diperpanjang dan Naik 2,5 Persen

Aceh Minta Dana Otsus Diperpanjang dan Naik 2,5 Persen

by Alfath Asmunda
25 Juni 2025
0

MASAKINI.CO - Pemerintah Aceh dan DPRA mengusulkan perpanjangan Dana Otonomi Khusus (Otsus) dengan peningkatan persentase dari 1 persen menjadi 2,5...

Korupsi Rp4,1 Miliar, Dua Pejabat Balai Guru Penggerak Aceh Ditahan di Lhoknga

by Riska Zulfira
24 Juni 2025
0

MASAKINI.CO - Kejaksaan Tinggi Aceh resmi menahan dua pejabat Balai Guru Penggerak (BGP) Aceh dalam kasus dugaan korupsi pengelolaan keuangan...

Zulfurqan Bantah Tuduhan Pembunuhan, “Demi Allah Saya Tidak Lakukan Itu”

by Riska Zulfira
20 Juni 2025
0

MASAKINK.CO - Zulfurqan, terdakwa pelaku pembunuhan Dhiaul Fuadi, membantah keras telah melakukan tindak pidana yang dituduhkan kepadanya. Pernyataan itu disampaikan...

Next Post
Jelang Kedatangan Jokowi, Sekda Aceh Tinjau Tol Sibanceh

Jelang Kedatangan Jokowi, Sekda Aceh Tinjau Tol Sibanceh

Discussion about this post

BERITA TERBARU

Persijap Jepara Tambah Amunisi Rekrut Penyerang Asal Brasil

Persijap Jepara Tambah Amunisi Rekrut Penyerang Asal Brasil

17 menit ago
Warga Pameu Aceh Tengah Tolak Perusahaan Tambang PT PMN

Masyarakat Pameu Tak Anti Investasi, Asal Jangan Tambang

2 jam ago
Gas LPG 3 Kg Langka di Bener Meriah, Apa Kata Pertamina?

Pemerintah Bakal Terapkan Tarif Satu Harga LPG 3 Kg

3 jam ago
Illiza Bicara Perempuan dan Lingkungan di Konferensi Iklim Dunia

Illiza Bicara Perempuan dan Lingkungan di Konferensi Iklim Dunia

5 jam ago
Sempat Bebas, Eks Kabid Diskopumkdag Aceh Besar Kembali Dijeblos ke Lapas

Sempat Bebas, Eks Kabid Diskopumkdag Aceh Besar Kembali Dijeblos ke Lapas

16 jam ago

BERITA POPULER

  • Hijrah Adam Maulana dari Persiraja Bersebab Keluarga

    Hijrah Adam Maulana dari Persiraja Bersebab Keluarga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mobil Terguling di Tambak Warga Aceh Utara, Pencuri Kambing Tewas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sempat Bebas, Eks Kabid Diskopumkdag Aceh Besar Kembali Dijeblos ke Lapas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masyarakat Pameu Tak Anti Investasi, Asal Jangan Tambang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Razia Rokok Ilegal di Subulussalam, Puluhan Ribu Batang Disita

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Add New Playlist

 

Memuat Komentar...