Ahli Epidemiologi: Vaksin Intervensi Kesehatan Terbaik

dr. Syahriza Syarif, MPH, Ph.D (Ahli Epidemiologi FKM UI) bersama Theodorus Jodimarlo (Pengusaha Travel & Juice Pakcoy) menjadi pembicara dalam dialog produktif bertema Vaksin+3M: Jurus Ampuh Lawan COVID-19 di Jakarta, Kamis (3/12).

Bagikan

Ahli Epidemiologi: Vaksin Intervensi Kesehatan Terbaik

dr. Syahriza Syarif, MPH, Ph.D (Ahli Epidemiologi FKM UI) bersama Theodorus Jodimarlo (Pengusaha Travel & Juice Pakcoy) menjadi pembicara dalam dialog produktif bertema Vaksin+3M: Jurus Ampuh Lawan COVID-19 di Jakarta, Kamis (3/12).

MASAKINI.CO – Ahli Epidemiologi FKM UI, dr. Syahrizal Syarif, MPH,Ph.D., menyebutkan saat ini kondisi wabah fluktuatif menjadi 64 persen. Padahal sebelumnya, Mei sudah 80 persen negara-negara yang wabahnya dalam kondisi terkendali dan 20 persen fluktuatif.

“Ini artinya bukan Indonesia saja, tapi dunia pun sedang fluktuatif,” kata dr. Syahrizal diselenggarakan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Kamis (3/12).

Menurutnya vaksin-vaksin yang sudah melakukan uji klinik fase III ini merupakan berita baik. Setidaknya memberikan harapan agar bisa keluar dari pandemi.

“Paling tidak berada dalam situasi dimana Covid-19 ini tidak jadi masalah bagi kesehatan masyarakat,” terangnya dalam dialog bertema Vaksin+3M: Jurus Ampuh Lawan Covid-19 tersebut.

Dari sisi kesehatan masyarakat, kata dr. Syahrizal, vaksin merupakan intervensi kesehatan terbaik di abad ke 20. Vaksin terbukti mampu menurunkan angka kematian dan kesakitan.

“Saya kira perlu untuk meyakinkan masyarakat agar menerima vaksin Covid-19, ini tidak mudah sehingga perlu contoh dari tokoh-tokoh masyarakat,” ujarnya.

Ia berharap dalam situasi menunggu vaksin, bahkan nanti setelah masyarakat mendapatkan vaksin sekalipun, tetap perlu untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak (3M).

“Karena vaksin ini pasti pemberiannya bertahap, munculnya kekebalan kelompok di masyarakat juga bertahap,” terang dr. Syahrizal.

Penting diketahui, protokol kesehatan kerap diabaikan oleh masyarakat, terutama dalam menjalankan 3M sebagai satu paket lengkap. Survei UNICEF bersama AC Nielsen pada 6 kota besar di Indonesia beberapa waktu lalu, menunjukkan bahwa perilaku menjaga jarak kerap terabaikan.

Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa perilaku jaga jarak (47 persen) lebih rendah daripada memakai masker (71 persen) dan mencuci tangan (72 persen).

Bila perilaku ini bisa konsisten dilakukan masyarakat, maka diyakini bahwa akan menekan rantai penularan Covid-19 secara signifikan. Kedatangan vaksin nantinya akan menjadi pelengkap bagi proteksi kesehatan masyarakat yang paripurna.[]

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist