MASAKINI.CO – Universitas Syiah Kuala (USK) menjalin kerja sama dengan Yayasan Sativa Nusantara (YSN) dalam bidang penelitian ganja medis di Indonesia.
“Sesuai dengan kerja sama yang telah kita sepakati untuk penelitian cannabis atau ganja keperluan medis,” kata Rektor USK Prof Marwan dalam keterangannya diterima masakini.co, Minggu (25/6/2023).
Prof Marwan menjelaskan USK dan YSN berkolaborasi mempersiapkan segala aspek teknis yang dibutuhkan untuk penelitian dan pengembangan obat herbal berbahan dasar cannabis varietas asli Indonesia itu.
Dia mengatakan proses tersebut meliputi penyusunan konsep penelitian, mekanisme budi daya, dan pengawasannya sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 16 Tahun 2022 dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2023.
Yayasan Sativa Nusantara (YSN), lembaga riset dan advokasi ganja medis, telah menandatangani Perjanjian Kerja sama Pelaksanaan Penelitian dengan Universitas Syiah Kuala (USK) untuk melakukan penelitian ganja medis di Pusat Riset Obat Herbal Universitas Syiah Kuala (PRO Herbal USK).
“Kami menyampaikan terima kasih kepada Yayasan Sativa Nusantara atas motivasi dan dukungannya sehingga kami berani. Keberanian untuk masuk ke wilayah baru, walau ganja itu sendiri bukan barang baru di Aceh,” ujar Marwan.
Direktur Eksekutif YSN Dhira Narayana, mengatakan pencapaian kerja sama ini merupakan tonggak bersejarah dalam perjuangan legalisasi pemanfaatan ganja di Indonesia.
“Sekarang kita memasuki babak baru dalam perjuangan dan saya yakin kita dapat menemukan potensi-potensi luar biasa yang terkandung di dalam tanaman ganja Indonesia,” ujarnya.
Dhira menyatakan, mimpi untuk melakukan riset ganja medis ini adalah visi dari mendiang Prof Musri Musman, Guru Besar Kimia Bahan Alam USK, yang juga merupakan pendiri YSN.
Semasa hidupnya, kenang Dhira, Prof Musri telah bekerja gigih dalam membangun kerja sama antara YSN dan USK. Namun takdir berkata lain, guru besar itu berpulang pada 7 Agustus 2022 lalu.