Mengenal Mesikhat Pakaian Adat Eksotis dari Suku Alas

Mesikhat, pakaian adat suku Alas di Aceh Tenggara dipakai dalam acara Pawai Budaya PKA-8 di Banda Aceh, Minggu 5/11/2023. (foto: MC PKA-8)

Bagikan

Mengenal Mesikhat Pakaian Adat Eksotis dari Suku Alas

Mesikhat, pakaian adat suku Alas di Aceh Tenggara dipakai dalam acara Pawai Budaya PKA-8 di Banda Aceh, Minggu 5/11/2023. (foto: MC PKA-8)

MASAKINI.CO – Kabupaten Aceh Tenggara punya pakaian adat yang eksotis. Namanya Mesikhat. Kata Mesikhat berasal dari bahasa Suku Alas, yaitu “tesikhat” artinya mengaplikasikan motif hias yang ada di pikiran tanpa membuat sketsa, dan diaplikasikan kepada benda atau objek.

Mesikhat mulai ada sekitar tahun 1910. Awalnya Meusikhat diterapkan pada rumah adat, namun seiring berjalannya waktu, motif ini mulai diaplikasikan ke objek lain seperti baju adat, tas, dompet, dan aksesoris lainnya.

Dahulu Mesikhat hanya dikenakan oleh para raja. Seiring berjalannya waktu, pakaian adat tersebut kini juga dipakai oleh masyarakat Suku Alas.

Biasanya, masyarakat Alas mengenakan Mesikhat saat momen tertentu seperti upacara adat dan sebagainya. Pada dasarnya, Mesikhat adalah motif hias khas masyarakat Suku Alas yang memiliki lima warna yakni; merah, kuning, putih, hijau, dan hitam.

Kepala Bidang Budaya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Tenggara, Andin, mengatakan masing-masing warna yang ada pada Mesikhat memiliki makna tersendiri. Warna merah melambangkan keberanian, hijau kesuburan, kuning kejayaan atau kemegahan, putih kesucian, dan hitam kepemimpinan.

Kata Andin, Mesikhat adalah karya seni yang berangkat dari representasi alam Aceh Tenggara. Motif ini menyimbolkan tentang kehidupan masyarakat di sana. Penggambaran tersebut diwujudkan dalam bentuk motif, tanpa menghilangkan unsur nilai-nilai estetis atau keindahanya, dan pemaknaan dari objek tersebut.

Pada acara pernikahan, Mesikhat digunakan pengantin pria dan wanita. “Ada pembedanya antara mempelai pria dan wanita,” kata Andin, Jumat (10/11/2023).

Mesikhat yang dipakai mempelai wanita, terdapat bunga sumbu yang dikenakan di kepala. Bunga sumbu tersebut berupa bola-bola yang memiliki ciri khas warna merah, hijau, dan kuning. Kemudian bawahannya menggunakan songket dan baju dasar berwarna hitam.

Sedangkan Mesikhat yang dikenakan pengantin pria, dilengkapi bulang bulu yang identik berwarna merah diikat pada bagian kepala. Kemudian menggunakan bogok, artinya kain selempang yang dikalungkan leher.

Di acara pernikahan, baju adat Mesikhat tidak hanya dipakai oleh pengantin, tetapi juga keluarga besar kedua mempelai.

Pada acara PKA-8 ini, Aceh Tenggara turut menghadirkan pakaian adat Mesikhat. Di pintu masuk anjungan Kabupaten Aceh Tenggara, ada seorang petugas wanita yang mengenakan pakaian khas adat Alas tersebut menyambut ramah pengunjung.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist