MASAKINI.CO – Perum Bulog pusat mengungkapkan sejumlah penyebab kenaikan harga beras dalam beberapa bulan terakhir di Indonesia termasuk wilayah Aceh.

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso menyampaikan hal itu karena kurangnya produksi lokal maupun produksi dalam negeri yang disebabkan oleh kegagalan panen.

Apalagi Indonesia yang terus mengalami bencana banjir dan El Nino tahun 2022. Sehingga kondisi itu menjadi penyebab harga beras melonjak.

“Jadi produksinya tidak sesuai prediksi awal, maka untuk tetap memenuhi kebutuhan masyarakat, negara mengimpor beras luar,” kata Budi dalam kunjungannya ke Gudang Bulog Aceh, Jumat (1/12/2023).

Selain itu kata Budi, penyebab beras mahal karena minimnya beras kualitas medium, sementara beras premium melimpah.

“Bahkan yang berada di gudang Bulog juga beras dengan kualitas premium, tapi kita tidak menjualnya,” ucapnya.

Ia mengatakan, Bulog menerima beras impor dari negara Thailand, Vietnam, dan Pakistan. Beras impor, katanya berguna sebagai cadangan beras pemerintah yang digunakan untuk operasi pasar dan penerima bantuan pangan.

“SPHP itu juga operasi pasar, tapi harganya harga murah tingkat medium tetapi kualitas beras premium, karena itu beras subsidi. Dengan harapan dapat menstabilkan harga beras di masyarakat,” ungkapnya.

Meskipun ke depan diprediksi masih mengalami gagal produksi, Budi menegaskan, pihak Bulog telah menyiapkan beras cadangan di seluruh Indonesia. Ia juga memastikan penyaluran beras mencukupi kebutuhan hingga akhir tahun 2024.

“Penyaluran terus dilakukan karena stoknya masih sangat cukup. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir karena persediaan beras cukup dan kita sudah siapkan semua,” katanya.