MASAKINI.CO – Tujuh tahun sudah Maulidawati Yakob merintis usaha fesyen. Memproduksi hijab, abaya hingga mukena. Ia menamai brandnya Seenong.
Ide itu didapat dari hobinya bepergian. Di awal merintis usahanya, ia membeli hijab di Tanah Abang lantas menjualnya kembali.
“Walau belum ada merek ramai peminatnya,” Moli mengenang usahanya 2017 silam.
Hobi travelingnya berhenti akibat pandemi Covid-19. “Pasti ada hikmah di setiap ujian,” kalimat itu berlaku di kehidupan Moli.
Dalam kesulitan, ia menemukan ide menambah cuan. Merancang busana. Melukis motif pada hijab, abaya dan mukena.
Produknya laris manis di kalangan anak muda. Beranjak dari itu, Moli memberanikan diri memperluas pasar. Membuka gerai online.

Agar produknya semakin diterima pasar, Moli memperdalam desain sketsa. Mulanya manual, lalu berkembang ke desain digital.
“Saat Covid-19 tak ada kegiatan, dari pada bosan saya pelajari desain melalui kelas-kelas online,” ujarnya.
Hingga akhirnya, Moli menciptakan ragam motif jilbab khas Aceh dan menghasilkan karya-karya desain yang epik.
“Motif pertama itu Pintoe Aceh,” ucap Moli.
Pintoe Aceh bagi Moli tak sekedar motif. Tapi juga sarana menunjukkan kekhasan Aceh serta melestarikan adat dan budaya.
Kala itu, menurutnya, hijab printing belum terlalu dikenal masyarakat Aceh. Sehingga produk Seenong mendapat tepuk tangan hangat dari hijabers di Aceh.

“Karena terkesan lebih mewah dan bahan yang digunakan pun beda dari jilbab pada umumnya,” terang Moli.
Nama See diambil dari singkatan Simple, Eksklusif dan Elegan dan nong merujuk kepada wanita dalam bahasa Aceh.
Agar sah sebagai suatu brand, ia akhirnya mendaftarkan Seenong sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) pada tahun 2019. Moli menyulap kediamannya untuk rumah produksi.
Agar jilbab ekslusif, ia membatasi produksi 100 pcs dalam sebulan. Tapi bila Lebaran tiba, Seenong memproduksi 200-300 pcs jilbab.
Hingga kini, hijab Seenong sudah diproduksi hingga ribuan pcs dengan beragam motif unik seperti motif Keurawang Gayo, Seulanga, Pintoe Aceh dan lainnya.
Merasa masih belum cukup pengalaman dalam dunia fesyen, bergabung menjadi anggota Industri Kreatif Syariah (IKRA) Indonesia tahun 2022 dan berhasil mengalahkan belasan UMKM lainnya asal Aceh.
“Kita direkom dari Bank Indonesia untuk perwakilan Aceh, hanya tiga yang lolos saat itu,” sebutnya.
Melalui IKRA ini, Moli mengaku dapat mengasah potensi baru serta mampu memperluas bisnis. Maka tak heran usaha yang baru berjalan tujuh tahun ini telah mendapatkan konsumen hingga lintas negara seperti Malaysia, Filipina, dan Brunei Darussalam.

Moli pernah berpartisipasi di ajang bergengsi Jakarta Muslim Fashion Week, Aceh Fashion Festival 2023, menjadi peserta Apresiasi kreasi Indonesia (AKI), terpilih menjadi Wirausaha Unggulan Bank Indonesia (WUBI), serta pernah mengikuti pernah ikut, sertifikasi Fashion Designer LSP Mode Indonesia.
“Hasil sertifikasinya dinyatakan kita kompeten, berkat itu juga sudah diizinkan ngajar,” tuturnya.
Harga produk Seenong cukup beragam. Hijab motif printing dijual kisaran harga Rp170-200 ribu. Sedangkan baju kisaran Rp350-Rp1 juta. “Karena kita tidak produksi massal,” pungkasnya.