MASAKINI.CO – Di jalan lintas Banda Aceh-Medan, tepatnya di kawasan Indrapuri, Aceh Besar tampak berjejer pondok-pondok kecil yang selalu ramai.
Orang meriung ke sana karena terdorong ingin mencicipi sensasi lincah u groh. Itu kuliner unik yang ada di Aceh Besar. lincah u groh adalah rujak dengan bahan dasar batok kelapa mengkal.
Berjarak sekitar 25 kilometer dari pusat Kota Banda Aceh, Anda hanya membutuhkan waktu 45 menit untuk tiba ke lokasi yang berada dalam wilayah Gampong Reukih, Indrapuri itu.
Pondok-pondok penjaja lincah u groh di sana tampak sederhana. Berdinding papan. Hanya ada tempat duduk kursi plastik. Tapi kudapan yang dihasilkan, patut diacungi jempol.
Konon, lincah u groh sudah ada sejak zaman dulu. Namun seiring berjalannya waktu, orang mulai meninggalkan. Lepas musibah tsunami 2004 lalu, kuliner ini naik daun kembali.
Pelopornya seorang warga Aceh Besar bernama Suwardi. Pria ini telah khatam dengan ‘dunia rujak’ setelah berbilang tahun bekerja di sebuah warung rujak di Kota Banda Aceh.
Dia lantas memutuskan pulang kampung membuka usaha sendiri. Sebuah lapak kecil ia pacak di pinggir jalan lintas Banda Aceh – Medan itu.
Lokasinya strategis. Mudah dijangkau warga Aceh Besar dan sekitarnya. Pun di sana suasananya rindang. Banyak pohon tumbuh. Makin asri sebab di kiri-kanannya terhampar area persawahan yang dilatari bukit barisan. Angin sepoi-sepoi siap menemani pengunjung menyantap kuliner lincah u groh.
Sekarang banyak warga mengikuti jejak Suwardi. Pondok jualan berjejer di pinggir jalan kawasan Indrapuri. Lincah u groh jadi dagangan.
Siang hari jadi waktu yang tepat menyantap sepiring kecil rujak ini. Maka tak heran, pada saat matahari mulai tegak hingga condong ke barat, di pinggir jalan Indrapuri banyak terparkir kendaraan.
Untuk menghasilkan rujak yang sesuai resep indatu, pemilihan batok kelapa harus benar-benar diperhatikan. Biasanya, pedagang lincah u groh menakar usia buah kelapa muda itu dua bulan.
Sebab, jika lewat kelapa muda ini telah terdapat daging buah yang berwarna putih melekat di batok. Semua bahan untuk sajian lincah u groh dipasok dari daerah sekitar.
Membuat rujak u groh terbilang mudah. Awalnya daging batok kelapa dikerok pakai sendok. Lalu dipotong kecil-kecil. Tekstur lembut batok kelapa inilah yang jadi bahan dasar lincah u groh.
Selain menggunakan batok kelapa, penyajian rujak khas Aceh Rayeuk ini juga mencampurkan umbut kelapa. Umbut merupakan bagian dalam dari pucuk pohon kelapa yang berwarna putih.
Bahan umbut diiris tipis-tipis kemudian dicampur dengan bumbu lainnya seperti; cabai rawit, gula merah, garam, kacang goreng dan sedikit perasan jeruk nipis.
Semua bahan satu per satu dimasukkan ke dalam wadah yang terbuat dari batu dan diulek. Setelah bumbu merata, batok kelapa yang sebelumnya telah diiris kecil diaduk hingga menyatu.
Tak perlu khawatir rujak ini bakal berasa sepat. Sebab, bumbu-bumbu tadi seketika menenggelamkan rasa tersebut jadi asam manis, gurih, dan sedikit pedas. Sensasi kriuk pun bakal menggoyang lidah ketika rujak dikunyah.
Kuliner ini hanya dibandrol seharga Rp15 ribu per porsi. Selain mengenyangkan perut, sajian yang satu ini dipercaya dapat mengatasi penyakit diabetes dan menurunkan kadar kolesterol.
Penikmat kuliner rujak u groh kini bukan hanya warga lokal saja, melainkan telah datang dari berbagai daerah. Bahkan, wisatawan Malaysia yang kerap berkunjung ke Aceh, pun tak mau ketinggalan untuk mencicipi.