MASAKINI.CO – 3.565 siswa dan siswi dari 11 sekolah di Banda Aceh berpartisipasi dalam simulasi evakuasi bencana mandiri. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan meningkatkan kesadaran siswa mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan ketika bencana terjadi.
Simulasi tersebut diadakan oleh Yayasan Khadam Indonesia (YKI) sebagai bagian dari upaya promosi budaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB) yang bertepatan dengan peringatan bulan pengurangan risiko bencana.
Dalam kegiatan ini, para pelajar diajak mempraktikkan teknik penyelamatan diri dari lingkungan sekolah hingga proses evakuasi menuju titik aman di Museum Tsunami Aceh.
Pantauan masakini.co, ribuan pelajar terlihat berlarian dan mencari pertolongan, mengikuti prosedur evakuasi yang telah ditentukan. Kegiatan ini dirancang untuk menumbuhkan kesiapsiagaan dan respons cepat siswa ketika menghadapi situasi darurat.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Khadam Indonesia (YKI), Faisal Ilyas, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan inisiatif YKI dalam rangka mendorong komitmen masyarakat terhadap kesiapsiagaan bencana. Menurut Faisal, simulasi ini dapat membantu siswa agar tidak panik ketika bencana benar-benar terjadi.
“Ini adalah inisiatif dari YKI dan sebagai bentuk kesadaran untuk membangun kesiapsiagaan bencana di kalangan masyarakat, khususnya para pelajar, sehingga ini dapat membantu mereka agar tidak panik saat melakukan penyelamatan di kondisi nyata,” ujar Faisal di Banda Aceh, Rabu (9/10/2024).
Ia menambahkan bahwa langkah ini sangat penting mengingat bencana dapat terjadi kapan saja. Melalui simulasi seperti ini, diharapkan masyarakat, terutama generasi muda, dapat mengingat kembali bahaya bencana seperti tsunami yang pernah melanda Aceh dan sekitarnya.
“Simulasi ini merupakan bagian dari kampanye akan bahaya bencana, perlu terus mengingatkan anak-anak kita tentang bencana tsunami, agar mereka memiliki kesadaran dan kesiapan untuk menghadapinya,” tambahnya.
Simulasi kali ini juga melibatkan pelatihan bagi siswa dalam merespons informasi bencana melalui sistem Early Warning System (EWS) di sekolah masing-masing.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, uji coba EWS kali ini disimulasikan melalui sistem komunikasi informasi Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI).
Dengan adanya kegiatan ini, YKI berharap budaya kesiapsiagaan bencana dapat semakin mengakar di kalangan pelajar dan masyarakat Aceh, serta mendorong sinergi yang lebih baik antara masyarakat, pemerintah, dan lembaga terkait dalam menghadapi risiko bencana di masa depan.