MASAKINI.CO – Peringatan 20 tahun bencana gempa dan tsunami Aceh menjadi momen refleksi dan perayaan ketangguhan masyarakat Aceh melalui seni.
Salah satu kegiatan yang menarik perhatian dalam Smong Fest 2024 yang digelar oleh Yayasan Khadam Indonesia (YKI) adalah lomba melukis atau “Nuga-nuga,” yang digelar di Museum Tsunami Aceh.
Menurutnya, Ketua Panitia Festival Smong 2024, Agung Fiki Ramadhan, “Nuga-nuga,” istilah dalam bahasa Aceh yang berarti kayu bekas, menjadi simbol penting dalam lomba ini.
Ketua Panitia Festival Smong 2024, Agung Fiki Ramadhan, menjelaskan bahwa istilah tersebut menyiratkan pesan tentang pentingnya mengingat dan belajar dari sejarah untuk membangun masa depan yang lebih baik.
“Kami mengangkat simbol kearifan lokal seperti Smong istilah lokal untuk tsunami yang digunakan masyarakat Simeulue. Ini menjadi inspirasi utama dalam karya yang dilombakan,” ujar Agung, Sabtu (21/12/2024).
Ia menyampaikan perlombaan Nuga-nuga ini dirancang tidak hanya sebagai wadah bagi pelajar dan mahasiswa untuk berekspresi, tetapi juga sebagai medium penyampaian pesan mendalam tentang memori kolektif, kesiapsiagaan, dan harapan.
Sebanyak 200 perserta pelukis ikut serta dalam lomba ini, menghasilkan karya yang merekam trauma, perjuangan, dan pemulihan masyarakat Aceh dari perspektif personal maupun komunal.
Kurasi karya dilakukan oleh tiga praktisi seni rupa berpengalaman, yaitu Iskandar (Dosen Seni Rupa ISBI dan praktisi seni rupa), Udin (seniman lukis dengan pengalaman lebih dari 30 tahun), dan Agusriansyah Riski (praktisi seni rupa).
Kegiatan ini merupakan bagian dari Festival Smong 2024, yang diselenggarakan Yayasan Khadam Indonesia dengan dukungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud), Dana Indonesia, LPDP, Universitas Bina Bangsa Getsampena (UBBG), PT Pema, USAID, dan Aceh Documentary.
Selain lomba melukis, Smong Fest 2024 juga menghadirkan kompetisi drama dan puisi sebagai sarana bagi generasi muda untuk mengekspresikan pandangan mereka tentang bencana, kebangkitan, dan harapan.
Sementara itu, Ketua Yayasan Khadam Indonesia (YKI), Muhammad Ikbal menegaskan bahwa Smong Fest adalah bukti bahwa seni dapat menjadi medium edukasi, penyembuhan, dan pengingat pentingnya mitigasi bencana.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap tidak hanya menginspirasi masyarakat, tetapi juga meningkatkan kesadaran generasi muda akan pentingnya kesiapsiagaan. Seni menjadi cara yang unik dan kuat untuk menyampaikan pesan tersebut,” pungkasnya.
Dengan antusiasme yang tinggi dari pengunjung dan peserta, Smong Fest 2024 berhasil menghadirkan suasana penuh makna di tengah peringatan dua dekade tsunami Aceh.
“Museum tsunami Aceh menjadi saksi kebangkitan semangat masyarakat Aceh yang terus mengalir, mengingat masa lalu untuk membangun masa depan yang lebih tangguh,” ucapnya.