MASAKINI.CO – Kurun waktu Januari hingga Maret 2025 atau terhitung tiga bulan, sebanyak 79 kejadian bencana alam terjadi di Provinsi Aceh. Rentetan bencana itu menelan korban jiwa tiga orang dan kerugian materi diperkirakan mencapai Rp80 miliar.
Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Teuku Nara Setia, mengungkapkan kebakaran permukiman masih menjadi bencana paling sering terjadi, dengan 36 kejadian yang menghanguskan 126 rumah dan total kerugian mencapai Rp26,5 miliar.
Selain kebakaran, bencana banjir menduduki posisi kedua dengan 19 kejadian yang berdampak pada 1.191 rumah dan menyebabkan kerugian sekitar Rp48 miliar.
Sementara itu, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi sebanyak tujuh kali dan membakar sekitar 20 hektare lahan, dengan kerugian ditaksir Rp2,8 miliar.
“Bencana tanah longsor terjadi sebanyak 12 kali dan merusak 10 rumah warga dengan total kerugian Rp1,3 miliar,” kata Teuku Nara Setia, Rabu (16/4/2025).
Selain itu, dua kejadian angin puting beliung turut menyebabkan kerusakan delapan rumah dan satu sekolah, dengan kerugian mencapai Rp1,5 miliar.
Selanjutnya bencana gempa bumi terjadi 2 kali kejadian dengan magnitudo rata-rata 5,2 dan 5,4. Kemudian abrasi pantai yang merusak delapan rumah.
“Secara keseluruhan, bencana yang terjadi selama triwulan pertama tahun ini telah berdampak pada 4.202 kepala keluarga atau 9.407 jiwa,” ujar Nara.
Tujuh orang dilaporkan mengalami luka-luka, sementara jumlah pengungsi mencapai 232 orang, dan sebanyak 1.343 rumah terdampak.
Bencana juga turut merusak infrastruktur tiga sarana pendidikan, dua tempat ibadah, 20 ruko, tiga jembatan, serta 20 hektare lahan sawah terdampak banjir dan longsor, serta 50 hektare lahan terbakar akibat karhutla.