MASAKINI.CO – Yayasan Winaya Inspirasi Nusantara, menggelar diskusi peningkatan kapasitas manajemen lembaga sebagai bentuk ikhtiar untuk memperkuat tata kelola organisasi, pelaporan keuangan, dan regenerasi kader muda.
Kegiatan ini tak hanya diikuti oleh anggota internal, tetapi juga melibatkan mahasiswa, komunitas, dan mitra lembaga lainnya, Minggu (18/5/2025).
Bendahara Yayasan Winaya, Sahrona Maisarah mengatakan kegiatan ini bertujuan agar para peserta tidak hanya mendapat wawasan baru, tapi juga bisa membuka jaringan, bertukar informasi, dan memperkuat kemampuan dalam mengelola lembaga, baik dari segi manajemen internal maupun sistem pelaporan.
“Kita berharap setelah diskusi ini, teman-teman makin paham tentang manajemen kelembagaan, pelaporan keuangan, dan siap jika suatu saat ingin mendirikan yayasan sendiri. Dengan ilmu ini, mereka bisa lebih terarah dan siap menghadapi tantangan ke depan,” ujarnya.
Menurut Sahrona, penting bagi generasi muda untuk tidak hanya aktif berkegiatan, tapi juga memahami bagaimana sebuah organisasi dijalankan secara sistematis dan berkelanjutan. Terutama bagi mereka yang ingin bergerak di bidang sosial, budaya, dan pendidikan.
“Ilmu ini bukan cuma buat hari ini, tapi juga untuk keberlanjutan. Kita ingin ada ruang bagi anak muda untuk berkarya dengan dukungan sistem manajemen yang kuat. Winaya juga sedang fokus mendorong aktivitas di bidang budaya dan pendidikan,” tambahnya.
Dalam diskusi tersebut, pemateri Tona Mutuah Miko membagikan pengetahuan seputar tata kelola lembaga, mulai dari pentingnya struktur organisasi yang jelas, keberadaan SOP, pengelolaan dana hibah, hingga pelaporan kegiatan dan keuangan secara rapi.
Menurutnya, pelaporan itu penting. Harus ada absensi, dokumentasi, dan realisasi anggaran. “Bahkan laporan sebaiknya disimpan minimal lima tahun, karena kita tidak pernah tahu kapan akan dibutuhkan lagi,” jelas Tona.
Ia juga menekankan bahwa manajemen yayasan berbeda dengan badan usaha seperti PT atau CV, terutama dalam hal tanggung jawab hukum dan pelaporan aset. Yayasan tidak mengenal istilah laba-rugi, melainkan pelaporan dalam bentuk aset bersih.
Salah satu tantangan utama dalam menjalankan lembaga, menurut Tona, adalah soal pelaporan dan regenerasi.
“Kadang lembaga aktif bikin kegiatan, tapi tidak ada laporan yang jelas. Itu bisa menghambat keberlanjutan. Yang kedua soal regenerasi. Organisasi harus bisa tetap hidup dengan orang-orang baru, itu yang kadang sulit dijalankan,” katanya.