MASAKINI.CO – Satgas SAR Aceh Selatan dan Pos SAR Meulaboh saat ini melakukan persiapan pencarian Wanbusra (35), warga Padang yang jatuh dari kapal Sabuk Nusantara sekitar pukul 05.15 WIB, Sabtu (20/7). Surya, personel Satgas SAR Aceh Selatan menyebutkan pihaknya tidak melakukan pencarian hari ini.
“Kita melakukan pencarian, sekarang masih koordinasi dengan sejumlah pihak. Tapi saat ini di laut angin kencang dan ombak tinggi, jadi pencarian tidak dilakukan hari ini,” sebut Surya saat dihubungi masakini.co.
Jika cuaca membaik, menurut Surya besok pagi pihaknya akan melakukan pencarian. “Malam ini kita menyiapkan perlengkapan bersama Pos SAR Meulaboh,” jelasnya.
Pencarian kemungkinan menggunakan speed boat berkekuatan 300 PK milik KPLP dari Aceh Selatan dan rubber boat. Namun menurut Surya, penggunaan rubber boat sangat terbatas hanya sekitar 2 mil. “Sulit untuk jarak jauh seperti lokasi kejadian saat ini, apalagi cuaca saat ini buruk,” sebutnya.
Pihaknya mendapat informasi penumpang kapal jatuh ke laut sekitar pukul 11.00 WIB dari pos Angkatan Laut Tapak Tuan dan berita acara Pelni Sabuk Nusantara.
Diberitakan sebelumnya, seorang penumpang kapal milik PT Pelayaran Pelangi Tunggal Ika jatuh ke laut sekitar pukul 05.15 WIB, Sabtu (20/7). Dalam berita acara Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni), disebutkan korban jatuh saat kapal perjalanan dari Tapak Tuan, Aceh Selatan menuju pelabuhan Sinabang, Simeulue.
“Telah menempuh jarak 22 mil,” tulis nakhoda kapal, Rudianto dalam berita acara.
Surat tersebut turut ditandatangani Perwira Jaga, Dwi Anggrayni dan saksi Eri Can. Korban yang terjatuh Wanbusra (35), warga Padang.
Menurut saksi, Eri Can yang juga merupakan saudara korban, Wanbusara mengalami gangguan jiwa. Ia melaporkan kejadian kepada nakhoda setelah 15 menit kejadian.
Nakhoda beserta crew kapal berupaya menemukan korban dengan memutar arah kapal. Namun dikarenakan cuaca buruk disertai angin mencapai 26 knot nakhoda dan saksi memutuskan mengakhiri pencarian.
“Apabila dilanjutkan dapat membahayakan penumpang lainnya,” tulis nakhoda Rudianto.[]