MASAKINI.CO – Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Republik Indonesia menandatangani kerja sama dengan Unit Informasi dan Analisis Keuangan Republik Kolombia di kantor Kedutaan Besar RI di Bogota, Kolombia. Kerjasama itu dilakukan untuk memberantas pencucian uang.
“MoU ini merupakan cerminan peningkatan kerja sama antara kedua negara dalam rangka menghadapi tantangan bersama yakni pemberantasan pencucian uang, tindak pidana terkait dan pendanaan terorisme,” demikian disampaikan oleh Duta Besar Priyo Iswanto.
Indonesia, kata Iswanto, berperan penting dalam organisasi Asia Pacific Group on Money Laundering (APGML) yang memiliki 41 negara anggota. Sejak tahun 2018 lalu, APGML telah menetapkan standar global dalam pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme.
Direktur Jenderal UIAF Kolombia, Javier Alberto Gutierrez, mengakui kemajuan Indonesia di bidang mekanisme pemberantasan tindak pidana pencucian uang.
“Indonesia memiliki technical compliance yang tinggi sebagaimana hasil review FATF tahun 2018,” kata Javier. Kerja sama itu diharapkan dapat meningkatkan kapasitas kedua negara dalam memberantas isu yang menjadi tantangan bersama.
Presiden Kolombia Ivan Duque, kata Javier, mengedepankan aspek legalitas dalam menghadapi tantangan keamanan dan kejahatan transnasional sehingga kerja sama tersebut merupakan cerminan dari kebijakan Kolombia.
Dengan MoU itu, Indonesia dan Kolombia kini telah memiliki 9 instrumen kerja sama bilateral sejak dimulainya hubungan diplomatik pada tahun 15 September 1980. Di bidangkeamanan, kedua negara sebelumnya telah menjalin MoU Kerja Sama Pemberantasan Produksi dan Perdagangan Narkotika antara BNN RI dengan Kepolisian Nasional Kolombia pada bulan November 2016. []
