MASAKINI.CO – Dinas Pendidikan Aceh baru saja selesai menggelar program kegiatan Training Of Trainer (TOT) Pendidikan Kritis Guru Penggerak Anti Korupsi, yang diikuti sebanyak 46 peserta guru Mata Pelajaran (Mapel) PPKN dan Sosialisasi perwakilan dari 23 Kabupaten/Kota se-Aceh.
Kegiatan yang berlangsung sejak 13 sampai 16 April 2022 di Kota Banda Aceh tersebut mendapat apresiasi dari para guru peserta kegiatan.
Fadli Thalib, Guru mata pelajaran PPKN dari SMKN 3 Lhokseunawe mengatakan, kegiatan pelatihan TOT anti korupsi ini sangat bagus dan mengedukasi. Menurutnya, kegiatan seperti ini merupakan hal yang tidak biasa dilakukan oleh Dinas Pendidikan Aceh.
“Ini adalah terobosan baru Dinas Pendidikan Aceh di bawah kepemimpinan Bapak Alhudri. Kami mendapatkan manfaat yang sangat besar dari kegiatan ini,” katanya, Sabtu (16/4/2022) kemarin.
Fadli menuturkan, kegiatan seperti ini memang sudah seharusnya digalakkan apalagi pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pendidikan kritis. Menurutnya, kegiatan seperti ini cukup besar manfaatnya bagi para guru PPKN dan Sosiologi.
“Semoga kami guru-guru penggerak nantinya dapat mendorong mengelaborasi para siswa agar berfikir keritis terhadap situasi yang ada,” ujarnya.
Senada dengan Fadli, Guru SMKN 1 Sabang, Yuliza Fitriana, mengatakan jika kegiatan seperti ini adalah hal yang baru pertama sekali dilakukan oleh Dinas Pendikan Aceh. Oleh karena itu dirinya sangat mengapresiasi kegiatan tersebut.
“Selama ini, guru-guru jarang sekali terlibat di ranah penggerak antikorupsi dan terkesan hanya sebatas untuk orang-orang tertentu. Maka dengan adanya kegiatan seperti ini kami jadi paham tentang antikorupi yang dapat dipraktikkan dalam kegiatan sehari-hari dan mentransfer pengetahuan pada peserta didik,” ujar Yuliza.
Dia pun menaruh harapan agar kegiatan serupa dapat dilakukan Dinas Pendidikan Aceh secara berkesinambungan. “Kami berharap dapat dilakukan setiap tahunnya, karena dengan pemahaman antikorupsi kita dapat terhindar dari pelaku koruptif,” katanya.
Sementara itu, salah seorang pemateri yang juga aktivis guru antikorupsi, Fatma Susanti, menuturkan para peserta sangat antusias dalam dalam mengikuti kegiatan pelatihan, biasanya dalam beberapa pelatihan terkadang peserta cenderung tidak aktif dan bosan.
“Akan tetapi di pelatihan ini kami melihat para peserta sangat aktif dan antusias,” kata Fatma.
Dia mengungkapkan, para pemateri menyampaikan materinya menggunakan motode pendidikan yang interaktif, tidak hanya memaparkan tentang materi tapi juga pengalaman dalam sebagai aktivis antikorupsi.
“Jadi bukan mengunakan metode ceramah saja,” jelasnya.
Fatma berharap, semoga nantinya peserta yang telah mengikuti TOT bisa jadi traniner bagi para guru-guru dan peserta didik di sekolah masing-masing.
Untuk diketahui, TOT Pendidikan Kritis Guru Penggerak Anti Korupsi ini dilakukan Dinas Pendidikan Aceh bertujuan untuk memberikan peningkatan dan standarisasi kompetensi moral, perspektif, pengetahuan, keterampilan menyangkut pembelajaran anti korupsi melalui pendekatan pendidikan kritis di sekolah kepada para trainer.
Adapun pamateri yang dihadirkan di antaranya dari GeRAK Aceh, Tenaga Ahli Disdik Aceh, Akademisi Universitas UNJ, dan aktivis guru antikorupsi.