Kisah Warsini, Tukang Bubur Naik Haji

Warsini (60) jemaah haji dari Balikpapan, yang naik haji berkat uang tabungan berjualan bubur. (foto: Kemenag RI)

Bagikan

Kisah Warsini, Tukang Bubur Naik Haji

Warsini (60) jemaah haji dari Balikpapan, yang naik haji berkat uang tabungan berjualan bubur. (foto: Kemenag RI)

MASAKINI.CO – Masih ingat sinetron Tukang Bubur Naik Haji? tayang tiap hari di salah satu stasiun tv swasta dan digemari masyarakat Indonesia. Sinetron yang dibintangi Mat Solar, Uci Bing Slamet, Nani Wijaya, dan sederet artis lainnya memiliki episode hingga 2.185.

Sinetron itu berkisah tentang sosok Sulam (Mat Solar) yang bekerja sebagai penjual bubur ayam keliling. Karena kesabaran, ketekunan dan kebiasaan menabung, cita-citanya naik haji akhirnya terlaksana.

Cerita nyata ‘tukang bubur naik haji’ dialami oleh Warsini (60), jemaah haji asal Balikpapan, Kalimantan Timur. Sejak muda ia merantau dari tanah kelahirannya di Kediri Jawa Timur ke Balikpapan.

Setelah suaminya berhenti sebagai karyawan perusahaan sementara anak-anaknya masih kecil, Warsini memutuskan berjualan bubur kacang ijo, bubur ketan item, dan bubur sumsum dibantu suami.

Sejak muda Warsini sudah bercita-cita ingin naik haji, bertahun-tahun ia menyisihkan penghasilannya lalu ditabung.

“Sehari-hari saya jualan bubur kacang ijo, bubur ketan item, bubur sumsum, saya yang jualan, suami bantu-bantu. Dulu suami pernah kerja di perusahaan, sudah berhenti, sementara anak masih kecil-kecil,” tutur Warsini dilansir dari situs kemenag.go.id.

“Penghasilan dari jualan bubur tak tentu, tapi setiap harinya saya sisihkan untuk nabung pergi haji, cita-cita saya sejak muda, pergi haji. Lama nabungnya, tapi saya tetap sabar,” tambah wanita yang menunggu haji selama 12 tahun itu.

Ibu beranak tiga dan sudah memiliki cucu ini sejak memulai usahanya sudah mencanangkan program Jumat Berkah. Pada hari-hari biasa harga setiap porsi buburnya dihargai Rp7 ribu.

Namun kala hari Jumat, menjadi Rp5 ribu. Bahkan ia menggratiskan buburnya bagi orang yang ingin makan bubur tapi tidak punya uang.

“Saya cari berkahnya saja dengan menurunkan harga jualan saya di hari Jumat,” ujar wanita yang tinggal di wilayah Muara Jawa Balikpapan.

“Saya juga sering memberi bubur gratis kepada siapa saja. Yang saya cari tabungan nanti di akhirat. Yang penting ikhlas, itu kuncinya.”

Selama melaksanakan rangkaian ibadah haji, ia merasa dimudahkan dan semuanya berjalan lancar. Selama di Arafah ia merasakan panas, tapi hal serupa juga dialami jemaah lainnya.

Saat bermalam di Mina dan melempar jumrah, Warsini dan suaminya tidak menemui kendala apapun.

“Saat lempar jumrah dan tawaf Ifadah, seluruhnya alhamdulillah lancar,” katanya.

Warsini bercerita, kala pertama kali melihat Ka’bah ia mengaku bahagia, haru, sedih dan bersyukur. Tak banyak doa yang ia sampaikan pada Allah SWT saat itu.

“Doa saya hanya minta sehat, rezeki yang berkah, dan minta ke sini lagi sama anak, cucu, menantu. Doanya begitu saja,” pungkasnya dengan mata berkaca-kaca.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist