“Tungang” Si Penjaga Ornamen Khas Makam Raja

Iskandar pria yang terobsesi dengan ornamen pada nisan kerajaan.(Rino Abonita/masakini.co)

Bagikan

“Tungang” Si Penjaga Ornamen Khas Makam Raja

Iskandar pria yang terobsesi dengan ornamen pada nisan kerajaan.(Rino Abonita/masakini.co)

MASAKINI.CO – Iskandar sibuk memilah-milah tumpukan kertas yang berserakan di atas lantai. Ia terlihat bersemangat dan tidak sabaran hendak menunjukan sketsa ornamen.

Sketsa-sketsa bermotif floral yang digambar dengan kuas itu, hasil pekerjaan yang selama ini dicicilnya. Rata-rata dibuat dengan tinta Cina.

“Tidak lama, paling dalam dua hari semua sketsa-sketsa ini bisa langsung saya selesaikan,” kata pria yang akrab disapa Tungang itu sesumbar di markas Mapesa, Banda Aceh, Minggu petang (28/5/2023).

Pria yang punya lekukan kumis seperti ujung sepatu Aladin ini, belakangan memang sering berurusan dengan batu nisan. Terutama milik makam-makam kuno dari era kerajaan Islam di Aceh: dari abad 14 sampai 19.

Hal ini digelutinya sejak awal 2022. Namun, apa yang dilakukannya tidak berfokus pada pemugaran situs-situs bersejarah.

Iskandar menunjukan sketsa ornamen yang diambil dari ukiran nisan era kerajaan Islam.(Rino Abonita/masakini.co)

Pelbagai petilasan yang dilakukan Tungang merupakan upaya untuk memindahkan corak ornamen yang tertera pada nisan-nisan kuno tersebut ke medium lain.

“Pertama saya bikin sketsa terlebih dahulu di atas kertas. Banyak di antara sketsa ini berdasarkan pada foto-foto batu nisan yang kami kunjungi. Selanjutnya, ornamen itu dipindahkan ke pelbagai material seperti batang kayu,” terang Tungang.

Salah satu wujud salinan ornamen yang ia maksud dapat dilihat di Kamp Kulu, tempat Tungang dan teman-temannya mengerjakan kriya kayu. Kamp ini berada di tengah permukiman penduduk Gampong Beurawe, Banda Aceh.

Di sana, terdapat sejumlah balok kayu yang tampak telah dipahat ke dalam corak tertentu. Kayu-kayu tersebut dibiarkan menumpuk di halaman.

“Yang paling atas itu pola pahatannya diambil dari makam zaman Kerajaaan Aceh Darussalam. Yang di bawahnya, dari Kerajaan Samudera Pasai,” terang Tungang sembari menunjuk-nunjuk ke arah balok-balok tersebut.

Menurut Tungang, setiap era punya kekhasannya masing-masing. Ornamen khas Aceh Darussalam, dari segi pengaplikasian tampak lebih meriah, tetapi lebih minim secara simbolik.

“Namun, kalau dari Kerajaan Pasai, secara pengaplikasian memang lebih sedikit, tetapi secara simbolik lebih dominan atau menonjol,” tukasnya.

Kompleksitas dekorasi nisan Kerajaan Aceh Darussalam ini, menurut Tungang, diakibatkan kerajaan tersebut datang setelah Lamuri dan Pasai. Artinya, patron-patron tersebut merupakan hasil dari mengeksplorasi corak dari era kerajaan sebelumnya.

Tungang tercatat sebagai tenaga pengajar di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh. Namun, ketika melihat latar belakang akademiknya, maka apa yang dilakoninya saat ini terdengar tidak linier.

“Saya adalah lulusan Pengkajian Seni Rupa dan Desain. Saya prodi Desain Komunikasi Visual,” terang Tungang.

Balok kayu berisi pahatan berupa ornamen yang diambil dari ukiran nisan kuno era kerajaan Islam.(Rino Abonita/masakini.co)

Tungang sendiri kurang berkenan jika ia disebut melenceng dari peta akademiknya sendiri. Baginya, kriya kayu berjalin kelindan dengan Desain Komunikasi Visual yang digelutinya di kampus.

“Semuanya saling berkaitan,” katanya.

Alasan mengapa dirinya tertarik dengan ukiran ornamen yang ada pada nisan-nisan kuno terdengar klise. Ada getaran spiritual yang merayap ke sekujur tubuhnya sewaktu menatap nisan-nisan tersebut.

Bermula dari rasa kagum, hati Tungang tergerak untuk menjaga eksistensi nisan-nisan tersebut dengan menyelamatkan ornamennya. Dan, di sanalah Tungang berada saat ini.

Rasa cintanya tidak diragukan lagi. Lelaki itu bahkan menginisiasi Festival Ornamen Aceh yang rencananya akan digelar di Museum Tsunami Aceh Juni ini.

“Dalam festival itu nanti semua kita hadirkan. Termasuk ornamen-ornamen dari masa lampau,” ujar Tungang.

Penulis: Rino Abonita

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist