MASAKINI.CO – Sebanyak tujuh orang dari 196 pengungsi Rohingya yang terdampar di tepi pantai Kulee, Laweung, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, kemarin, dinyatakan melarikan diri. Aparat keamanan telah mencari keberadaan mereka namun hingga hari ini, Rabu (15/11/2023) belum ditemukan.
Lantas siapa tujuh orang itu dan mengapa mereka melarikan diri? Sekretaris Panglima Laot Kabupaten Pidie, Marfian, menduga mereka adalah tekong atau penyelundup yang sengaja membawa pengungsi Rohingya menuju daratan Pidie.
“Dugaan kita ini tekong. Sebab, begitu sampai ke darat, mereka terus melarikan diri. Semuanya laki-laki,” kata Marfian kepada masakini.co.
Ia menjelaskan, setiba kapal di bibir pantai Kulee sekitar pukul 11.00 WIB kemarin, tujuh orang tersebut langsung bergegas lari menuju kawasan perbukitan, antara perbatasan Kabupaten Pidie dan Aceh Besar.
Beberapa warga setempat, tutur Marfian, melihat tujuh orang itu lari. “Mereka memang etnis Rohingya, soalnya turut berada di dalam kapal,” ujarnya.
Marfian belum bisa memastikan apakah ada keterlibatan orang lokal yang membantu ratusan pengungsi Rohingya itu masuk ke perairan laut Pidie. “Itu belum bisa saya pastikan,” katanya.
Saat ini ratusan pengungsi Rohingya yang terdiri dari anak-anak, perempuan, dan laki-laki telah ditempatkan di Gedung Mina Raya milik pemerintah Pidie di Kecamatan Padang Tiji. Sejumlah pihak terkait membantu penanganan mereka.
