Memperkuat Jenama Wisata Halal di Aceh

Forum Group Discussion dengan tema Membangun Roadmap Ekosistem Pengembangan Pariwisata Halal Aceh, digelar Disbudpar Aceh, Rabu 22/5/2024. (foto: Disbudpar Aceh)

Bagikan

Memperkuat Jenama Wisata Halal di Aceh

Forum Group Discussion dengan tema Membangun Roadmap Ekosistem Pengembangan Pariwisata Halal Aceh, digelar Disbudpar Aceh, Rabu 22/5/2024. (foto: Disbudpar Aceh)

MASAKINI.CO – September mendatang Provinsi Aceh diprediksi bakal ramai dikunjungi wisatawan yang datang menyaksikan perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024.

Momentum ini disambut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh untuk memperkuat branding atau jenama pariwisata halal Aceh.

Kepala Disbudpar Aceh Almuniza Kamal mengatakan keberhasilan Aceh kembali meraih peringkat kedua sebagai destinasi pariwisata ramah muslim pada ajang Indonesia Muslim Travel Index (IMMT) 2023 menjadi penyemangat bagi para pelaku usaha pariwisata untuk terus bekerja keras mengembangkan potensi halal Aceh.

“Jadi ibaratnya kegiatan FGD ini adalah menyadarkan kembali tentang pengembangan ataupun legitimasi yang sudah kami peroleh tentang Aceh sebagai halal tourism di mana Aceh sudah menampilkan hal yang baik seperti culture,” katanya dalam Forum Group Discussion (FGD) dengan tema Membangun Roadmap Ekosistem Pengembangan Pariwisata Halal Aceh, Rabu (22/5/2024).

Menurut Almuniza, Aceh sudah diakui dunia internasional sebagai daerah destinasi wisata halal. Untuk menguatkan branding itu, Disbudpar menginginkan adanya labeling halal tourism pada logo.

Selain itu, dia juga meminta disusun SOP tentang kebersihan di ruang publik seperti toilet sehingga wisatawan nyaman saat menggunakan fasilitas publik.

Dia berharap branding wisata halal lebih dikuatkan lagi terutama saat menyambut wisatawan yang datang ketika penyelenggaraan PON pada September mendatang. Para pelaku wisata diharapkan dapat meningkatkan layanan tambahan untuk menarik wisatawan lokal dan mancanegara.

“Kita ingin membuktikan bahwa kita berhak untuk memperoleh sebuah nilai bahwa Aceh memang wilayah halal untuk dikunjungi mulai dari bandaranya sampai dengan destinasi wisatanya juga,” ungkapnya.

Kasi Pelayanan Bandara Sultan Iskandar Muda, Surta Bunayya yang menjadi salah satu narasumber, menjelaskan bandara SIM sebagai pintu gerbang masuk ke Aceh ikut mengambil peran memperkenalkan wisata halal ke turis Nusantara maupun mancanegara.

“Bandara Sultan Iskandar Muda sudah dan sedang menjalankan program wisata halal yang dapat merepresentasikan Aceh sebagai wisata yang ramah wisatawan muslim,” katanya.

Dia menyebut jumlah kunjungan wisatawan mancanegara melalui Bandara SIM setiap bulannya bervariasi, namun paling tinggi pada Desember 2023 sebanyak 4.604 orang. Setiap tahun, ada sekitar 20 ribu hingga 30 ribu turis asing berkunjung ke Aceh.

“Program peumulia jamee halal airport merupakan program pengunjung bisa mendengarkan nuansa keberagaman budaya Islam di bandara mulai doa safar dan azan jika waktu tiba, musik religi dan instrumen tradisional Aceh,” jelasnya.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist