MASAKINI.CO – Candi Borobudur. Sangat familiar bagi masyarakat Indonesia. Lokasinya di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah berdekatan dengan candi Buddha lainnya, Candi Pawon dan Candi Mendut.

Candi ini ditemukan oleh Pasukan Inggris pada tahun 1814 yang dipimpin Sir Thomas Stanford Raffles. Area candi berhasil dibersihkan seluruhnya pada tahun 1835.
Berstatus World Cultural Heritage sejak 1991, maka Candi Borobudur menjadi salah satu peninggalan yang sangat penting untuk dijaga.

Menurut berbagai literatur yang ada, candi ini dibagun di masa Dinasti Sailendra peninggalan Budha terbesar di dunia antara 780-840 Masehi. Dinasti Sailendra yang berkuasa pada masa itu.
Peninggalan sejarah ini dibangun sebagai tempat pemujaan Budha dan tempat ziarah. Tempat ini berisi petunjuk agar manusia menjauhkan diri dari nafsu dunia dan menuju pencerahan dan kebijaksanaan menurut Buddha.

Struktur bangunan candi ini berbentuk kotak dengan empat pintu masuk dan titik pusat berbentuk lingkaran. Jika menilik dari dari luar hingga ke dalam, candi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu alam dunia yang terbagi menjadi tiga zona di bagian luar, dan alam Nirwana di bagian pusat.

Candi Borobudur berbentuk bujur sangkar dengan ukuran seluruhnya mencapai 123 x 123 meter. Tingginya sekitar 42 meter yang terhitung sampai bagian atas puncak chattra.
Tanpa chattra, tinggi Candi Borobudur diperkirakan 31 meter. Bangunan Candi Borobudur terdiri dari 10 tingkatan. Enam tingkat di bawah berbentuk bujur sangkar dengan ukuran semakin atas semakin kecil.

Dalam perjalanannya, Candi Borobudur kini menjadi salah satu destinasi wisata di Indonesia, khususnya masyarakat di Jawa Tengah.
Jurnalis masakini.co, Ali L berbagi pengalamannya saat berkunjung ke Borobudur yang dikembangkan menjadi destinasi wisata religi bagi umat Buddha dari berbagai penjuru dunia.