Pantai Pangah Bireuen Buat Terperangah

Ornamen dari kayu bekas di Pantai Pangah, Gandapura, Bireuen. | foto: Zulfan

Bagikan

Pantai Pangah Bireuen Buat Terperangah

Ornamen dari kayu bekas di Pantai Pangah, Gandapura, Bireuen. | foto: Zulfan

MASAKINI.CO – Kayu-kayu bekas dengan ragam bentuk kerajinan, terbentang di sepanjang bibir laut Pantai Pangah, Ie Rhop, Kecamatan Gandapura, Bireuen. Pemandangan ini membuat Ikhwan (32) tahun, takjub.

“Dulu di sini biasa saja. Tempat kami main-main bola sore hari,” kenangnya.

Ia baru saja kembali ke Aceh. Lama mengadu nasib di perantauan, Malaysia. Ikhwan pulang sejenak, untuk mempersunting perempuan manis di Bungkah, Aceh Utara.

Kayu-kayu bekas telah dimodifikasi dengan berbagai fungsi. Tempat duduk, atau yang paling kentara, menjadi spot foto. Kayu dibentuk serupa binatang, gerbang, hingga semacam pohon harapan.

“Kreatif sekali yang buat ornamen begini. Mungkin jadi khas, yang membedakan Pantai Pangah dari objek tepi laut lain di Bireuen,” puji Ikhwan.

Salah satu satu objek foto dari kreatifitas kayu bekas di Pantai Pangah. | foto: Instagram/r_aditia

Sejurus kemudian, ia meminta sahabatnya, Jo, untuk mengabadikan momen dirinya di sana. Merasa cukup dengan beberapa gaya dan di titik foto berbeda, keduanya beranjak.

Ada banyak pondok-pondok tempat santai, yang menjajakan aneka makanan. Ikhwan memilih salah satunya. Seorang pramusaji membawakan menu makanan. “Mau pesan apa, bang?” tanyanya ramah.

Hanya butuh tiga menit, Ikhwan dan Jo sudah menulis pesanan. Sembari menunggu makanan siap. Jo, sahabat Ikhwan di kampung, banyak bercerita.

“Seingat saya, sekitar 2018-an Pantai Pangah benar-benar berbenah. Kini banyak keluarga atau anak muda, yang menghabiskan waktu sore di sini,” jelas Jo.

Jo mengaku, jika ingin melepas penat, kerap menyaksikan senja di Pantai Pangah. Alasanya sederhana, jaraknya tidak jauh dari rumah Jo di Cot Puuk. Masih sekecamatan.

Belum lama berbincang. Dua piring Mie Aceh beserta minuman, Teh Tarek dan Sirup Merah sudah tiba di meja. Ikhwan tak sabar menikmati.

“Sudah lama tak makan Mie Aceh,” aku Ikhwan.

Untuk sampai di Pantai Pangah, hanya butuh waktu 10 menit dari jalan nasional. Laju kendaraan lancar, karena jalan ke sana terbuat dari aspal dan rabat beton.

Suasana di objek wisata Pantai Pangah. | foto: Tawi

Pantai Pangah bisa seperti sekarang, tonggaknya dimulai dari kemauan urunan tangan sejumlah warga, bersambut dengan kreatifitas pemuda setempat. Belakangan, dukungan BUMG juga makin menggerakan tempat rekreasi di ujung paling timur Bireuen itu.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist