MASAKINI.CO – Di balik senyum manis dan langkah anggun Mutiara Hasanah, tersimpan semangat besar yang membara. Perempuan berusia 25 tahun ini merupakan Finalis Putri Indonesia yang mewakili Aceh 2025 ke kancah nasional.
Tiara, nama akrabnya. Selain cantik dan cerdas, ia juga representasi generasi muda Aceh yang berpikir jauh ke depan melampaui gemerlap panggung, menuju perubahan nyata bagi bumi dan bangsanya.
Dalam balutan jilbab, Tiara akan membawa misi besar terkait lingkungan di ajang tersebut. Ia menyoroti pentingnya pengelolaan sampah dan daur ulang. Namun ternyata di luar jam kerja, ia menjelma menjadi aktivis lingkungan yang vokal dan konsisten. Ia menggagas gerakan “Sisa Jadi Berkah”, sebuah kampanye pengelolaan limbah makanan (food waste) di Indonesia.
Indonesia adalah negara keempat terbesar penghasil food waste di dunia, sementara di sisi lain, masih banyak yang kelaparan. “Ini ironi yang tidak bisa kita abaikan,” ungkap Tiara.
Melalui gerakan ini, Tiara ingin menyentil kesadaran masyarakat bahwa sisa bukan berarti sia-sia. Makanan berlebih dari restoran, hotel, atau rumah tangga bisa disalurkan kembali kepada yang membutuhkan, bukan dibuang begitu saja.
Isu lingkungan yang digalakkan Tiara tak dilakukan secara asal-asalan. Tiara memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Teknik Lingkungan yang merupakan lulusan dari Universitas Andalas Padang.
Sebagai anak bungsu dari dua bersaudara, ia mengimplementasikan ilmunya dalam berbagai program yang bertujuan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. “Ajang Putri Indonesia saya menyuarakan isu ini,” ucapnya.
Namun, perjuangan ini tidak semudah mengubah gaya hidup. Ia berbicara tentang tantangan regulasi internal perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan dan penjualan makanan. Padahal dengan adanya regulasi bisa menembus batas itu. Namun karena belum ada, maka hanya bisa berjalan level komunitas.
Tiara sudah menggandeng sejumlah komunitas lingkungan di Jakarta dan di Aceh. Ia membangun kesadaran dari akar rumput mengedukasi masyarakat lewat media sosial tentang belanja bijak, penyimpanan makanan yang efisien, hingga pentingnya memilah sisa konsumsi di rumah tangga.
Lebih dari itu, Tiara juga seorang atlet basket. Ia ingin mematahkan stereotip, bahwa perempuan yang aktif dan sporty pun bisa tetap tampil feminin, percaya diri, dan anggun. Dunia pageant baginya adalah ruang untuk menyeimbangkan dua sisi kepribadian tangguh sekaligus lembut, rasional tapi tetap peka.
Selain itu, Tiara juga bekerja sebagai Human Capital Officer Specialist di bidang Fresh Graduate, keseharian Tiara lekat dengan dunia profesional yang menuntut ketelitian dan komunikasi yang tajam.
Perannya di dunia kerja membuktikan bahwa perempuan bisa berperan dalam berbagai sektor, memadukan tanggung jawab profesional dengan passion untuk menciptakan perubahan sosial.
“Awalnya aku hanya ingin menggali lagi sisi kompetitifku yang lama tertimbun rutinitas kerja. Tapi saat tahu Putri Indonesia punya jangkauan yang besar, aku sadar inilah wadah paling tepat untuk menyuarakan advokasiku.”
Karena bagi Tiara, menjadi Putri Indonesia bukan soal satu tahun menjabat, melainkan satu masa untuk menginspirasi seumur hidup. Tentu dengan kampanye isu lingkungan yang terus digalakkan kepada masyarakat, terkhusus masyarakat Tanoh Rencong.