SheHack Dorong Perempuan Muda Berinovasi Digital di Banda Aceh

Acara SheConnect Champion 2025 yang digelar di Banda Aceh | Riska Zulfira/Masakini.co

Bagikan

SheHack Dorong Perempuan Muda Berinovasi Digital di Banda Aceh

Acara SheConnect Champion 2025 yang digelar di Banda Aceh | Riska Zulfira/Masakini.co

MASAKINI.CO – Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) melalui SheHacks 2025 mengupayakan penguatan inklusi digital dan pemberdayaan perempuan. Di Banda Aceh, SheHacks hadir lewat SheConnect Champion, sebuah ajang yang mempertemukan inovator perempuan dengan pelaku industri digital.

EVP Head of Circle Sumatra IOH, Agus Sulistio mengatakan bahwa SheHacks tidak hanya memberi ruang, tapi juga membuka peluang bagi perempuan untuk tampil sebagai pemimpin dan inovator.

“Dulu perempuan lebih dikenal lewat peran domestik. Sekarang mereka jadi pemimpin, pencipta, dan inovator. Tapi tantangannya tetap ada, seperti akses ke teknologi, pendidikan digital, hingga pembiayaan. Ini bukan soal kemampuan, tapi soal ruang dan dukungan,” katanya di Banda Aceh, Kamis (12/6/2025).

Dalam ajang SheConnect Champion di Banda Aceh, 10 startup perempuan muda dari berbagai bidang seperti kesehatan, lingkungan, desain, dan pertanian mempresentasikan ide mereka. Semua startup tersebut berbasis digital.

Indosat mencatat, saat ini lebih dari 15,5 persen karyawannya di Circle Sumatra dan 14,6 persen di regional Sumut adalah perempuan, yang aktif berkontribusi dalam layanan pelanggan, pemasaran, hingga operasional digital.

Dalam hal ini, Pemerintah Kota Banda Aceh menyambut baik hadirnya program SheHack dari Indosat, sebuah inisiatif yang mendorong perempuan muda untuk lebih aktif dalam dunia teknologi dan startup.

Program ini dianggap sebagai langkah penting dalam memperkuat semangat digitalisasi di kota yang dikenal sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan inovasi di Sumatera.

Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemerintah Kota Banda Aceh, Fadhil, menyampaikan bahwa SheHack menjadi angin segar bagi Banda Aceh yang sedang giat membangun ekosistem digital. Apalagi, pertumbuhan startup di Banda Aceh terus menunjukkan tren positif.

“Banda Aceh saat ini bukan hanya melek digital, tapi juga tumbuh sangat dinamis. Banda Aceh bukan daerah sembarangan, dan perempuan di ibu kota juga bisa membuktikan diri sebagai sosok tangguh dalam perkembangan teknologi dan ekonomi,” ujar Fadhil.

Menurut Fadhil, Banda Aceh saat ini tumbuh sebagai kota kolaborasi. Pemerintah mengusung strategi pentahelix, yaitu kerja sama antara pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas, dan media. Ia menekankan pentingnya dukungan dunia usaha dalam pengembangan digitalisasi.

“Di Banda Aceh, ruang publik seperti taman sudah dilengkapi WiFi gratis. Ini bagian dari upaya pemerintah agar masyarakat, khususnya generasi muda, lebih melek digital,” tambahnya.

Pemerintah kota juga berencana membentuk Banda Aceh Academy, sebagai pusat pelatihan, pendampingan, dan kolaborasi bagi anak muda dan pelaku startup.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist