Perempuan Lampuuk Aceh Besar Tolak Proyek PLTB

Solidaritas Perempuan Lampuuk lakukan diskusi dengan awak media di Banda Aceh | Riska Zulfira/masakini.co

Bagikan

Perempuan Lampuuk Aceh Besar Tolak Proyek PLTB

Solidaritas Perempuan Lampuuk lakukan diskusi dengan awak media di Banda Aceh | Riska Zulfira/masakini.co

MASAKINI.CO – Kelompok perempuan di wilayah Lampuuk, Aceh Besar, menyatakan sikap menolak proses pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) yang sedang direncanakan di daerah mereka.

Penolakan ini bukan ditujukan pada proyek PLTB-nya secara keseluruhan, melainkan pada proses pembangunan yang dinilai tidak melibatkan suara perempuan dan berpotensi merugikan kehidupan mereka.

Menurut Koordinator Program Solidaritas Perempuan (SP) Aceh, Yeni Hartini mengatakan bahwa SP sejak awal fokus mendampingi perempuan di Lampuuk karena daerah ini merupakan wilayah pengorganisasian mereka.

ā€œSelama ini, perempuan tidak pernah dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan terkait pembangunan PLTB ini. Padahal, merekalah yang paling merasakan dampaknya,ā€ kata Yeni, Rabu (25/6/2025).

Saat ini, banyak perempuan di Lampuuk tidak tahu-menahu soal proyek PLTB dan dampaknya. Namun setelah diberi pemahaman, mereka justru sepakat menolak proses pembangunannya.

ā€œBukan PLTB-nya yang ditolak, tapi prosesnya yang tidak adil dan tertutup. Setelah tahu apa saja dampaknya, mereka menyuarakan penolakan,ā€ tambahnya.

Adapun dampak paling nyata yang dirasakan perempuan akibat proyek ini adalah potensi krisis air. Yeni menjelaskan bahwa pembangunan yang merusak lingkungan akan sangat berdampak pada kebutuhan dasar, seperti air bersih.

ā€œKalau hutan rusak, sumber air juga akan berkurang. Ini langsung berdampak ke perempuan karena mereka yang paling bertanggung jawab mengurus kebutuhan air di rumah,ā€ jelas Yeni.

Selain itu, akses perempuan ke hutan sebagai sumber ekonomi juga terancam. Selama ini, perempuan di Lampuuk menggantungkan hidup dari hasil hutan seperti cengkeh, durian, dan pala.

Maka pembangunan PLTB yang membutuhkan lahan luas akan membatasi akses mereka ke hutan.

ā€œKalau hutan ditutup atau dibatasi, perempuan kehilangan sumber penghidupan. Mereka tidak bisa lagi mengelola lahannya, padahal itu penopang ekonomi keluarga,ā€ katanya.

Untuk itu, mereka meminta pemerintah Aceh Besar untuk meninjau ulang proyek tersebut.

Saat ini, Solidaritas Perempuan tengah mengumpulkan data bersama kelompok perempuan untuk mendokumentasikan dampak-dampak yang dirasakan.

Selanjutnya, SP bersama kelompok perempuan akan melakukan audiensi ke Pemerintah Kabupaten Aceh Besar agar suara mereka didengar langsung.

Salah satu wadah yang telah dibentuk SP untuk menyuarakan aspirasi ini adalah forum pemimpin perempuan di kawasan akar rumput Lampuuk dan Pekan Bada.

ā€œKami hanya ingin pembangunan ini dilakukan dengan melibatkan perempuan sejak awal. Karena yang terdampak paling besar ya mereka,ā€ pungkas Yeni.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist