MASAKINI.CO – Pemerintah Aceh sepakat mendukung wacana pembangunan Desa Wisata Nilam di Aceh. Ratusan ribu kader PKK yang tersebar di seluruh Aceh dapat dijadikan potensi untuk mendukung pembangunan dan pengembangan Desa Wisata Nilam nantinya.
“Kita sepakat nilam menjadi komoditi yang dapat kita angkat. Untuk itu kita sepakat untuk membentuk one village one product,” kata Dyah Erti Idawati, Wakil Ketua Tim Penggerak Aceh dalam focus group discussion yang digelar Pusat Riset Atsiri Universitas Syiah Kuala, di Gedung DWP Aceh, Selasa (2/7). Pembangunan Desa Wisata Nilam di Aceh merupakan ide yang digagas oleh Pusat Riset Atsiri Unsyiah.
Selain memiliki potensi kader di setiap daerah, PKK Aceh juga memiliki mitra kerja dengan Satuan Kerja Perangkat Aceh. Para mitra kerja tersebut, khususnya yang terkait dengan pengembangan wisata, akan didorong oleh pihaknya untuk ikut terlibat membantu pembangunan Desa Wisata Nilam Aceh..
“Fokus pengembangan Desa Wisata Nilam ini sesuai dengan pemikiran PKK maupun Dekranasda. Tentunya kami siap mendukung 100 persen, artinya siap berada di depan untuk ini bisa terwujud,” kata Dyah.
Sementara itu, Ketua Pusat Riset Atsiri Unsyiah, Syaifullah Muhammad mengatakan, nilam merupakan salah satu komoditi unggulan yang diproduksi Aceh. Bahkan setiap minyak nilam dari Indonesia yang diekspor ke luar negeri haruslah mengandung nilam Aceh.
Namun demikian, harga penjualan komoditi nilam sering mengalami pasang surut sehingga menjadi salah satu masalah bagi ekonomi petani nilam. Oleh sebab itu, pihak Pusat Riset Atsiri Unsyiah memberdayakan masyarakat untuk mengembangkan berbagai produk turunan dari nilam Aceh. Dengan demikian, komoditas nilam Aceh dapat memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi.
Syaifullah mengatakan, salah satu inovasi produk turunan dari nilam Aceh yang akan dikembangkan oleh pihaknya adalah membangun Desa Wisata Nilam. Menurut kajian mereka, Desa Ranto Sabon, Kecamatan Sampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya berpotensi untuk menjadi lokasi pembangunan desa wisata tersebut. Selain Aceh Jaya, Banda Aceh dan Aceh Besar juga menjadi opsi pembangunan Desa Wisata Nilam.
“Nantinya, Desa Wisata Nilam ini harus mengikuti kearifan lokal, kita tak ingin masyarakat banyak uangnya tapi budayanya hilang,” kata Syaifullah.
Konsep desa wisata nilam yang digagas oleh Pusat Riset Atsiri Unsyiah itu adalah ecotourism. Masyarakat yang mengunjungi lokasi wisata, ujar Syaifullah, nanti tidak hanya untuk melepas penat maupun berselfie ria. Tapi masyarakat juga dapat menikmati kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pembelajaran dan pendidikan, serta dapat mempelajari langsung proses pembuatan minyak nilam. []