MASAKINI.CO – Putuskan rantai penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19), Universitas Syiah Kuala membentuk Satgas Peningkatan Kewaspadaan di lingkungan kampus dan sekitar.
Membantu Pemerintah Aceh menanggulangi pandemi Corona, Program Studi Elektro Unsyiah gelar penelitian dan pengabdian mandiri tematik COVID-19 di Gampong Nusa, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar, Sabtu (18/4).
Koordinator Pelaksana, Roslidar, S.T., M.Sc menyebutkan kegiatan itu dimulai dengan sosialisasi prototipe kendali suhu dan kelembaban berbasis logika fuzzy.
“Prototipe ini dapat dimanfaatkan untuk produksi tempe rumahan dengan biaya produksi yang murah,” sebut Roslidar.
Ia menyebutkan, selama “di rumah aja” warga dapat memenuhi kebutuhan protein secara mandiri dengan menggunakan prototipe kendali suhu dan kelembaban.
Menurut Roslidar, prototipe tersebut memungkinkan fermentasi tempe hanya dalam 24 jam. Mampu mengendalikan suhu tetap terjaga pada 37 dan kelembaban antara 60 –70 persen, yang merupakan kondisi optimum untuk proses fermentasi.
Ia menjelaskan jika suhu di bawah 25°C akan mempercepat pertumbuhan aspergillus flavus dan mycotoxin yang dapat menghasilkan racun pada tempe, sedangkan suhu yang melebihi 40°C dapat menghambat pertumbuhan kapang.
“Selama proses fermentasi akan terjadi pembentukan vitamin pada tempe yaitu, vitamin ribaflavin, niacin, asam panthothenate, thiamin, dan B12,” ujar Dosen Teknik Elektro tersebut.
Seperti diketahui, tempe dikonsumsi sebagai produk pengganti lauk dan makanan cemilan, nilai gizi yang tinggi serta cita rasa yang enak menyebabkan permintaan terhadap tempe semakin meningkat.
Selain banyak manfaat untuk kesehatan, tempe juga mudah diolah dan harganya murah. Tempe terbuat dari kacang kedelai yang difermentasi menggunakan ragi agar dapat tumbuh kapang rhizopus oryzae.
Tempe merupakan makanan yang mengandung protein yang sangat tinggi, karbohidrat, asam lemak esensial, vitamin, mineral, dan kandungan anti oksidan sebagai penghambat lemak pada pembuluh darah.
Ia menyebutkan prototipe itu merupakan hasil penelitian mahasiswi Prodi Teknik Elektro pada Jurusan Teknik Elektro dan Komputer yang telah dinyatakan lulus melalui sidang yang berlangsung online, Rabu (8/4) lalu. Mahasiswi tersebut, Rauzatul Jannah, merupakan warga Gampong Nusa.
Selain Roslidar, turut hadir di lokasi tim pelaksana pengabdian mandiri tematik COVID-19 ini diantaranya Alfatirta Mufti,ST.,M.Sc, Mohd.Syaryadhi,S.T.,M.S.c, Muhammad Irhamsyah,ST.,M.T, dan Yunidar,S.Si.,M.T.
“Kegiatan diawali dengan pembagian masker bagi para peserta. Dilanjutkan dengan paparan cara membuat prototipe dan cara kerjanya,” kata Roslidar.
Berikutnya tim paparkan ilustrasi pertumbuhan kapang dalam 24 jam, mulai dari pemanasan ruang inkubasi hingga terbentuknya tempe yang siap dikonsumsi diperlihatkan dalam sebuah video.
“Antusiasme masyarakat tampak jelas terlihat pada kegiatan sosialisasi yang dilakukan. Ada 26 peserta yang hadir dengan berbagai pertanyaan dan masukan,” kata Roslidar.
Ketua PKK Gampong Nusa, Nurhayati turut menyumbang pendapat, penggunaan pembungkus tempe dari plastik sebaiknya diganti dengan daun pisang.

Ada juga warga yang mengaku selama ketika membuat tempe sendiri, hasilnya tidak selalu bagus, karena suhu dan cuaca yang tidak menentu, ditambah lagi faktor kelembaban ruangan yang tidak stabil.
Tim menyarankan agar alat produksi tempe yang sudah ada dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin, sehingga dapat membantu kebutuhan protein masyarakat selama pandemi.
“Ditambah lagi biaya produksi yang murah, sehingga lebih ekonomis,” kata Roslidar.[]