MASAKINI.CO – Pemerintah telah menyiapkan 32 juta dosis vaksin Covid-19 untuk yang menerima bantuan iuran BPJS. Mereka tidak memiliki komorbit dan berusia antara 18-59 tahun.
“Rentan usia dan kondisi penerima ini disesuaikan dengan yang mengikuti uji klinis,” kata Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Airlangga Hartarto, Rabu (9/12).
Menteri Perekonomian Airlangga juga menyebutkan saat ini, pemerintah telah menyiapkan vaksin sekitar 65 persen dari total penduduk Indonesia.
Vaksin Program sebanyak 32 juta dosis yang digratiskan melalui iuran BPJS serta Vaksin Mandiri sebanyak 75 juta dosis, rincinya.
Sementara Vaksin Mandiri dapat diakses melalui Sektor Industri Padat Karya. Perusahaan menyediakan vaksin untuk karyawannya dan bisa didapat salah satunya melalui BPJS KetenagaKerjaan.
“Tentunya nanti akan kita dorong lebih luas lagi bagi penerima vaksin. Hal ini harus dilakukan secara bertahap secara melihat efektivitasnya,” ujar Airlangga.
Vaksin Sinovac masih dalam tahapan persetujuan BPOM dan dan mendapatkan fatwa MUI, kedua lembaga ini sudah mengirim tim ke Cina.
“Mereka sudah melihat cara pembuatan vaksin di pabriknya di Cina. Dengan begitu diharapkan tinggal menunggu konfirmasi, evaluasi dari fase uji klinis ketiga dan data yang diserahkan Sinovac ke BPOM,” sebutnya.
Dari evaluasi fase ketiga uji klinis, BPOM juga perlu mendapatkan seluruh informasi yang diperoleh oleh Sinovac di seluruh negara di luar Indonesia untuk dilakukan perbandingan.
Hal itu untuk meyakinkan bahwa vaksin tersebut memiliki efektivitas serta melihat aspek keamanan, baku mutu dan prosentase keberhasilannya.
“Saat ini mereka menganalisis laporan dan menunggu hasil uji klinis dari di Bandung. Diharapkan ketiga uji klinis ini sudah didapat datanya pada awal desember dan membutuhkan waktu 1-2 minggu untuk membandingkan data-data dengan negara lain,” kata Airlangga.[M]