MASAKINI.CO – Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi mengatakan, pemberhentian rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun ini adalah bentuk diskriminatif bagi guru honorer. Kebijakan itu menurutnya akan berdampak pada menurunnya kualitas pendidikan di Indonesia.
“Ketiadaan kesempatan CPNS bagi guru adalah kebijakan yang diskriminatif. Mengancam keberadaan LPTK (Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan) sebagai lembaga penghasil guru dan menyebabkan mutu pendidikan makin menurun,” ujarnya Unifah dalam disuksi daring Polemik guru dan Tata Kelola Pendidikan Nasional, Rabu (20/1).
Kebijakan ini, lanjut Unifah, membuat para generasi muda tidak tertarik para profesi guru. Di mana hal ini hanya membuat makin adanya potensi kemunduran bagi profesi guru, sebab mereka yang bercita-cita menjadi guru, tentu saja harapannya bisa menjadi PNS, namun hal itu ditutup.
“Generasi muda yang akan datang bisa sangat mungkin makin tidak tertarik dan itu sebuah kemunduran,” jelasnya.
Padahal, kata dia, guru merupakan profesi merupakan profesi yang tidak bisa dianggap sebelah mata. Di mana profesi guru harus mencerminkan sikap profesionalitas yang tinggi serta kemampuan akademik yang baik.
Oleh karenanya, para guru harus mendapat perlindungan dan kesejahteraannya daripada pemerintah. Hal ini demi keberlangsungan keberadaan profesi guru di Tanah Air.
“Suru sebagai pelopor profesi di mana di dalamnya mengandung makna, yang mengandung makna bahwa sebagai profesi adalah kualifikasi akademik, profesionalisme, kesejahteraan dan perlindungan adalah bagian yang tidak terpisahkan,” tutup dia.[]
JAWAPOS