MASAKINI.CO – Kontur wilayah berbukit dengan suhu udara yang dingin, anak-anak sungai jernih mengalir di pinggang bukit, Tangse laksana sekeping bagian dari surga yang terhempas ke bumi.
Tanah Tangse seperti punya takdir tak bisa menolak untuk ditanami apa saja yang sejurus kemudian menghasilkan produk primadona bagi masyarakat Aceh.
Sebut saja misalnya Beras Tangse dan Durian Tangse. Kala mendengar dua kata itu, orang-orang akan terbayang betapa nikmatnya dua produk asli Tangse tersebut bergumul di dalam mulut.
Belum lagi berbicara hasil sungai yang mengairi sawah dan tanah subur di Tangse. Di sela-sela batu dalam air jernih sebening kaca, hidup beranak pinak ikan Keureuling yang konon merupakan makanan raja-raja Aceh tempo dulu.
Masyarakat Tangse gigih mempertahankan keunggulannya dengan merawat apa yang telah mereka miliki. Orang-orang di sana bahagia kala sinar mentari dari ufuk timur datang. Burung-burung bertengger di dahan kayu sambil berkicau mengiringi langkah kaki tua muda turun ke sawah dan ke ladang.
Lalu bagaimana orang-orang di Kecamatan Tangse dan sekitarnya, seperti Mane serta Geumpang, yang berada dalam wilayah administratif Kabupaten Pidie itu memulai hari? Jurnalis foto Taufik Ar Rifai mengabadikannya lewat potret untuk masakini.co belum lama ini.
Discussion about this post