Kasus Stunting di Aceh Mengkhawatirkan!

Asisten Pemerintahan dan Keistimewaan Aceh, M. Jafar, saat membacakan sambutan Gubernur Aceh, di acara sosialisasi RAN PASTI. (foto: Humas Aceh)

Bagikan

Kasus Stunting di Aceh Mengkhawatirkan!

Asisten Pemerintahan dan Keistimewaan Aceh, M. Jafar, saat membacakan sambutan Gubernur Aceh, di acara sosialisasi RAN PASTI. (foto: Humas Aceh)

MASAKINI.CO – Gubernur Aceh Nova Iriansyah meminta bupati dan wali kota di Aceh untuk memastikan percepatan penurunan stunting menjadi prioritas utama di daerah masing-masing.

Hal itu disampaikan Gubernur Aceh Nova Iriansyah dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Asisten Pemerintahan dan Keistimewaan Sekda Aceh, M. Jafar, saat membuka acara Sosialisasi Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting di Indonesia (RAN PASTI), Rabu (16/3/2022).

Jafar menyebutkan, berdasarkan hasil Studi Kasus Gizi Indonesia Tahun 2021, angka stunting Aceh disebut berjumlah 33,18 persen.

Angka stunting tertinggi ada di Kabupaten Gayo Lues (42,9 persen), Kota Subulussalam (41,8 persen), dan Kabupaten Bener Meriah (40,0 persen).

“Jika melihat dari ambang batas toleransi yang direkomendasi oleh WHO tentang jumlah stunting, yaitu hanya 20 persen, maka tidak ada satupun Kabupaten/Kota di Aceh yang berada di bawah 20%. Termasuk Kota Banda Aceh yang terbaik, namun masih pada angka 23,4 persen, Kota Sabang (23,8 persen) dan Kabupaten Bireun (24,3 persen),” ujar M Jafar.

Masalah stunting, tuturnya, merupakan salah satu persoalan serius yang dihadapi di negeri ini. Stunting disebut kerap timbul, salah satunya karena dipicu oleh sikap masyarakat yang kurang memperhatikan pola hidup sehat.

Hal itu diakui Jafar sangat memprihatinkan. Jika tidak ditangani sejak dini, daya saing generasi muda Aceh disebut akan rendah, sebab stunting tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan anak, tapi dalam jangka pendek juga mempengaruhi perkembangan otak, kecerdasan, dan fisik.

“Sedangkan dalam jangka panjang, stunting berisiko menurunkan kekebalan tubuh, memicu munculnya penyakit metabolik, risiko terpapar penyakit jantung dan pembuluh darah, serta menurunkan kemampuan kognitif otak anak,” ujarnya.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist