Mengenal Peresean, Olahraga Tradisional Suku Sasak

Dua petarung saling beradu ketangkasan dalam olahraga tradisional Suku Sasak Peresean. (Foto: masakini.co/Ahlul Fikar)

Bagikan

Mengenal Peresean, Olahraga Tradisional Suku Sasak

Dua petarung saling beradu ketangkasan dalam olahraga tradisional Suku Sasak Peresean. (Foto: masakini.co/Ahlul Fikar)

MASAKINI.CO – Alunan gendang, gong, rincik hingga bunyi seruling dimainan dalam tempo cepat. Dua petarung terlihat bersiap-siap beradu ketangkasan dalam olahraga tradisional Suku Sasak Peresean.

Tidak lama setelah itu, pekembar (wasit) mengizinkan dua petarung itu memasuki arena pertarungan. Kedua petarung terlihat mengenakan ikat kepala (sapuk) kain (sewok) ikat pinggang dari kain (bebet) dilengkapi dengan alat tempur berupa stik rotan sepanjang 100 cm dan perisai berukuran 40×50 cm yang terbuat dari kulit sapi.

Tassss, bunyi pukulan begitu keras mengenai perisai salah satu petarung, disambut sorak pelancong yang datang ke Desa Adat Sade, Rembitan, Lombok, Jumat (21/10/2022) siang. Para petarung begitu serius saat memukul lawan, terlihat jelas dari raut wajahnya.

Peresean atau Perisean merupakan seni memainkan stik rotan dan menggunakan perisai yang terbuat dari kulit sapu atau kerbau yang digunakan untuk menangkis atau melindungi diri dari pukulan lawan. Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat suku Sasak, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Peresean termasuk dalam seni tari daerah Lombok. Petarung dalam Peresean biasanya disebut pepadu dan wasit disebut pakembar.

Permainan ini sudah dimainkan sejak abad ke-13, berawal dari ritual masyarakat agraris Lombok untuk mendatangkan hujan pada musim kemarau. Sementara sebagai kesenian bela diri, Peresean sudah ada sejak zaman kerajaan-kerajaan di Lombok, awalnya adalah semacam latihan pedang dan perisai sebelum berangkat ke medan pertempuran.

“Dari zaman dahulu, olahraga ini dilakukan ketika masyarakat Suku Sasak saat musim tanam, berharap hujan dapat turun,” ujar Surya, seorang pemandu wisata di sana.

sambil diiringi musik peresean, secara spontan para petarung mengangkat perisai (ende) dan stik rotan mengadu kekuatan. Sambil membaca kelemahan lawan seseki para petarung melenggak-lenggokkan badannya mengikuti alunan suara musik gendang yang dimainkan disambut gemuruh suara penonton.

Dinyatakan kalah apabila salah satu petarung tidak mampu melanjutkan pertarungan dengan memberi isyarat membalik perisai.

Dewasa ini, Peresean diadakan menjelang perayaan-perayaan khusus, seperti ulang tahun kemerdekaan (17 Agustus), hari jadi kabupaten/kota, atau menjelang Ramadhan.

 

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist