MASAKINI.CO – Di tengah amarah ratusan mahasiswa berbagai universitas di Banda Aceh yang mengangkut paksa pengungsi Rohingya di Balai Meuseuraya Aceh (BMA) ke Kantor Kanwil Kemenkumham Aceh, masih ada tangan-tangan baik warga yang menolong pengungsi.
Fauzan Bahri, seorang tukang becak motor, sore itu melaju masuk ke bagian belakang kantor Kanwil Kemenkumham Aceh.
Dia menembus ratusan mahasiswa yang meringsek masuk dan memenuhi halaman depan ke kantor tersebut untuk kembali menyampaikan orasi.
Fauzan membawa makanan dan minuman yang dititip warga kepadanya untuk dibagikan ke pengungsi.
“Ada tiga orang tadi. Tiba-tiba saya di stop di pinggir jalan di simpang Tibang, dekat jembatan Krueng Cut. Mereka suruh antar ke mari,” kata Fauzan kepada masakini.co, Rabu (27/12/2023).
Fauzan mengaku tak tahu siapa orang tersebut. Dia hanya mengingat, ada tiga orang keluar dari mobil lalu menyetopnya di jalan.

Ketiga orang tersebut terdiri dari dua laki-laki dan satu perempuan. Fauzan terkejut ketika warga ini membuka pintu belakang mobilnya.
Tampak banyak bungkusan nasi dan kardus air mineral di dalam mobil. Fauzan awalnya mengira nasi ini untuk pegawai di kantor tersebut.
“Saya kira cuma puluhan bungkus. Mungkin, dalam pikiran saya waktu itu, ini nasi untuk acara di sana. Tapi kok banyak sekali,” kata Fauzan heran.
Namun Fauzan membuang jauh rasa penasarannya. Kepada ketiga orang ini dia menyanggupi akan mengantar makanan itu. Semuanya lalu diangkut ke dalam becak. Fauzan pun diberi ongkos.
“Pesan bapak-bapak dan ibu itu cuma “tolong antar ini ke kantor Kemenkumham ya kasih untuk pengungsi,” ujarnya menirukan ulang pesan ketiga orang tersebut.
Fauzan lalu berangkat ke Kantor Kanwil Kemenkumham Aceh di Jalan Teuku Nyak Arief, Banda Aceh. Deru becak berkelir hitam miliknya membelah jalanan yang padat pengendara sore itu.
Kurang dari sepuluh menit kemudian, Fauzan sampai di muka kantor. Dia terkejut melihat ramai-ramai di sana. Ada polisi. Ada tentara. Banyak mahasiswa.
Dua petugas keamanan kantor menuntutnya masuk ke bagian belakang. Di sana ratusan pengungsi Rohingya terdiri dari anak-anak, perempuan, dan laki-laki dewasa tampak duduk ketakutan. Beberapa pengungsi perempuan dan anak-anak masih terisak menangis.

Fauzan belum tahu bahwa pengungsi Rohingya ini diusir mahasiswa dari BMA ke kantor tersebut. Dia bergegas menurunkan makanan dan minuman titipan dari warga itu. Pengungsi Rohingya yang laki-laki ikut membantunya.
“Saya cuma mengantar saja. Sebab tadi pesannya begitu,” ujar Fauzan.
Usai mengantar, laki-laki paruh baya ini berlalu pergi. Di halaman kantor Kanwil Kemenkumham Aceh ratusan mahasiswa masih berorasi. Mereka mendesak kepala kantor tersebut mendeportasi pengungsi.
Matahari makin condong ke barat kala becak motor Fauzan meninggalkan kantor itu. Sayup-sayup isak tangis pengungsi masih terdengar.