Sekilas Sejarah Maulid Nabi di Aceh Bisa Sampai 3 Bulan

Pj Gubernur Aceh Safrizal ZA bersama istri menyerahkan santunan kepada anak yatim dan disabilitas di sela perayaan Maulid Raya 1446 Hijriah, Jumat 15/11/2024. (foto: Adpim Aceh)

Bagikan

Sekilas Sejarah Maulid Nabi di Aceh Bisa Sampai 3 Bulan

Pj Gubernur Aceh Safrizal ZA bersama istri menyerahkan santunan kepada anak yatim dan disabilitas di sela perayaan Maulid Raya 1446 Hijriah, Jumat 15/11/2024. (foto: Adpim Aceh)

MASAKINI.CO – Pemerintah Aceh menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 Hijriah di di Taman Sultanah Safiatuddin, Jumat sore (15/11/2024). Pada momen itu Penjabat Gubernur Aceh, Safrizal ZA menjelaskan sekilas sejarah mengapa perayaan maulid bisa berlangsung hingga 3 bulan di Aceh.

Dia menuturkan berdasarkan sejarah, Aceh punya tradisi sendiri dalam merayakan Maulid Nabi. Ketika Kerajaan Bandar Aceh Darussalam didirikan pada 12 Rabiul Awal Tahun 913 Hijriah, bertepatan dengan 23 Juli 1507 oleh Sultan Ali Mughayatsyah, beliau menyampaikan 21 pesan penting kepada rakyat Aceh.

Salah satu pesan itu adalah agar rakyat Aceh merayakan Maulid Nabi selama 3 bulan 10 hari untuk tujuan silaturahmi dengan makan kenduri.

“Dalam perkembangan sejarah Aceh selanjutnya, yaitu pada masa Sulthan Iskandar Muda, tradisi ini terus diperkuat,” kata Safrizal.

Iskandar Muda, tuturnya, malah membagi pelaksanaan maulid menjadi tiga tahap berdasarkan almanak (kalender) Aceh, yang berturut-turut disebutkan, yaitu: Buleuen Hasan Husen, Buleuen Safa, Buleuen Maulod, Adoe Molod dan Maulud Akhe.

Safrizal menjelaskan pada tahap pertama di tingkat kemukiman, kedua di tingkat gampong dan tahapan ketiga pelaksanaan di tingkat pemerintah atau kerajaan.

Sedangkan Maulid Raya yang Pemerintah Aceh laksanakan hari ini merujuk kepada Almanak Aceh tersebut, yaitu pada Buleuen Maulud Akhe.

“Ini sesungguhnya adalah legacy para Sultan Aceh tempo dulu. Kita berharap legacy ini dapat terus ditumbuhkembangkan oleh generasi Aceh saat ini dan mendatang,” ungkapnya.

Selain kenduri dan makan bersama, Maulid Raya 1446 Hijriah yang digagas Pemerintah Aceh itu turut diisi tausiah oleh Ustadz Das’ad Latief. Kemudian, pemberian santunan kepada anak 400 anak yatim dan 100 disabilitas.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist